TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - Pasangan suami istri Arifin (49) dan Tini Indarwati (47) warga RT 11, RW 03, Kelurahan Krajan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun tidak mendapat kucuran dana kompensasi kenaikan harga BBM yang masuk dalam Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS).
Terbukti, saat 272 warga miskin tetangganya sibuk mencairkan uang bantuan pemerintah pusat di kantor kelurahan setempat Jumat (28/11/2014), Arifin dan Tini justru gigit jari karena tidak mendapat kucuran dana sebesar Rp 400.000 itu.
Padahal dalam kesehariannya, pasangan suami istri ini hidup di rumah berdinding kayu, berlantai tanah liat, serta atap gentingnya sudah banyak yang bocor.
"Kami sekeluarga berharap dapat bantuan itu, tetapi kenyataannya kami tak dapat," terang Ny Tini Indarwati kepada Surya Online, Jumat (28/11/2014).
Tini menilai, kucuran bantuan tidak berpihak pada warga miskin. Terbukti sejumlah warga yang tergolong kaya, justru mendapat bantuan sebaliknya dirinya malah tidak mendapatkannya.
Ny Tini menguraikan, suaminya hanya pengayuh becak keliling dengan penghasilan sangat minim. Untuk mencukupi kebutuahan hidup keluarganya, Tini bekerja serabutan mulai mencuci pakaian hingga buruh tani borongan.
"Apa saja pekerjaannya saya jalani, yang penting bisa dapat tambahan untuk bisa membeli kebutuhan hidup kami sekeluarga," ucapnya.