TRIBUNNEWS.COM,MALANG – Pembebasan bersyarat Pollycarpus, terpidana kasus pembunuhan Munir membuat kecewa Istri Munir Said Thalib, Suciwati, dan seluruh pengurus Omah Munir yang selama ini menjadi aktivis hak asasi manusia (HAM).
Kebebasan Pollycarpus ini, dipandang mereka sebagai bukti ketidakseriusan pemerintah menangani persoalan HAM, terutama untuk mengusut kasus pembunuhan Munir hingga tuntas.
“Kalau pemerintah serius, seharusnya dia (Pollycarpus, red) tidak diberi pembebasan bersyarat. Pembebasan ini menyakitkan kami, para aktivis HAM,” kata Direktur Omah Munir, Salma Safitri saat dihubungi Surya(Tribunnews.com Network), Sabtu (29/11/2014) sore.
Pernyataan Fifi (Sapaan Salma Safitri) ini didasarkan karena kasus pembunuhan Munir belum tuntas.
Pemerintah sampai kini hanya mampu memenjarakan pelaku pembunuhan Munir saja.
Sementara, otak intelektual dibalik kasus ini hingga kini masih misterius.
Tidak heran, kalau Fifi pun ragu pada penuntasan kasus ini selanjutnya.
Apabila Pollycarpus bebas, maka kasus ini pun bisa dianggap berakhir.
Harapan mereka untuk memenjarakan, atau mengungkap otak intelektual kasus pembunuhan Munir hilang.
Walau demikian, ini tidak menyurutkan perjuangan mereka. Para aktivis HAM tetap meminta pemerintahan Jokowi mengusut dalang intelektual pembunuhan Munir.
“Kami meminta Jokowi, dan Kapolri untuk membuka kasus ini kembali dan mengusut actor intelektualnya,” tegas Fifi. (Adrianus Adhi)