TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Iwan Agus Prasetyo yang ditangkap Tim Resmob Polrestabes Semarang, Jumat (28/11/2014) pagi mengaku tahu banyak hal tentang Mayang Prasetyo, mantan pacarnya. Prasetyo nama di belakang itu adalah nama diambil dari Iwan Agus Prasetyo.
Prasetyo juga mengaku tahu kalau Mayang merupakan PSK yang menjalankan "bisnisnya" lewat internet. Satu di antaranya melalui sebuah situs prostitusi online jaringan internasional yang khusus memasarkan waria atau transgender.
Mayang juga memakai akun facebook Patricia Caramoi. Selama di Bali, Prasetyo dan Mayang tinggal seatap di sebuah rumah kontrakan di Jalan Imam Bonjol, Legian Kaje, Kuta Bali.
"Tetapi kami juga sering ke Singapura, tinggal di hotel daerah Bughis, atau ke Hongkong. Kami bepergian kalau Mayang dapat booking dari pelanggan di luar negeri. Sekali ke luar negeri kami bisa tiga minggu," ujar Prasetyo seraya meringis menahan sakit kaki kanannya yang ditembak polisi.
Pria berbadan kekar dan dipenuhi tato itu mengaku tahu persis detail tarif Mayang sebagai PSK. Menurutnya, tarif selama 30 menit sebesar 300 dolar AS, 60 menit sebesar 500 dolar AS, dan sehari sebesar 1.500 dolar AS.
Namun kisah cinta Prasetyo dan Mayang akhirnya terhenti pada 2011 lalu. Prasetyo menilai Mayang terlalu overprotectif dan bertemperamen tinggi.
"Saya mau main sama teman saja harus seizin Mayang. Dia juga sering marah tanpa sebab. Selain itu, dia selingkuh dengan pelanggannya yang kemudian kini jadi suaminya," ungkap pria kelahiran Semarang, 8 Oktober 1983 ini.
Selepas putus, Prasetyo tahu bila mantan kekasihnya hijrah ke Australia. Sedangkan Prasetyo memilih mudik ke kampung halamannya di Semarang lalu setahun kemudian dia menikah dengan perempuan asal Boyolali dan kini sudah memiliki satu anak.
"Saya tahu Mayang dimutilasi dari tv. Saya sempat sedih mendengar kabar itu," kata Prasetyo yang matanya berkaca-kaca dan nyaris menangis saat ditanya kabar mantan kekasihnya itu. (Adi Prianggoro)