TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Jajaran Polres Garut mengirimkan mayat yang ditemukan warga di sungai di Desa Neglasari, Kecamatan Cisompet, Sabtu (29/11) pagi tadi ke Rumah Sakit Sartika Asih di Kota Bandung. Hal itu dilakukan bukan dikarenakan RSUD dr Slamet Garut tidak mampu melakukan autopsi atau karena korbannya ada dugaan sebagai warga Bandung.
Menurut Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Dadang Garnadi, semua jenazah korban tindak kriminal atau yang ditemukan tanpa identitas di Garut tidak akan diautopsi di RSUD dr Slamet Garut, melainkan langsung diautopsi di RS Sartika Asih Bandung.
Itu dilakukan bukanlah dikarenakan alasan tersebut diatas, atau alasan layanan buruk seperti disebutkan Bupati dan DPRD Garut baru-baru ini. Jajaran kepolisian beralasan karena faktor biaya biaya autopsi di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Garut tersebut yang mencapai jutaan rupiah.
"Di RSUD itu biaya untuk melakukan autopsi terhadap satu jenazah dikenakan biaya sampai Rp 2 juta. Selama ini, Satreskrim Polres Garut sendiri yang membayar biaya autopsi mayat korban tindak kriminal atau yang ditemukan tanpa identitas. Karena itu, juga sesuai dengan arahan Polda Jabar, autopsi sebaiknya dilakukan di RS Sartika Asih Bandung. Selain gratis, banyak yang ahli di sana," kata Dadang, Sabtu (29/11).
Hal tersebut dilakukan terhadap jenazah pria yang ditemukan di sungai di Desa Neglasari, Kecamatan Cisompet. Karena tidak ditemukan kartu identitas apapun yang dapat menunjukkan nama atau alamat, jenazah tersebut langsung diautopsi di RS Sartika Asih Bandung untuk meneliti penyebab kematiannya. (Sam)