TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Kepala Informasi Badan Meteorologi Klimotologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Utara (Sulut) Riyadi mengungkapkan di Atas Wilayah Kema terdapat banyak awan hujan dengan ketinggian rendah antara 400 Meter- 1 Kilometer.
"Sedangkan kecepatan angin sekitar 18 kilometer per jam yang bertiup dari Barat ke Selatan," ungkapnya, Selasa (2/12/2014).
Penyebab jatuhnya pesawat Elang Nusantara Air dengan nomor regitrasi PK-ELR, tipe pesawat THRUSH-510P, diduga akibat banyaknya awan berkumpul.
Ssebab pesawat kecil biasanya terbang rendah, kemudian masuk di intas dan awan hujan, sehingga jarak pandang terbatas.
Untuk pesawat berbadan besar biasanya minta rekomendasi cuaca kepada BMKG, namun kalau pesawat kecil tidak.
Sedangkan Prakiraan BMKG Stasiun Samrat Farid Mufti mengungkapkan dengan posisi matahari berada sekitar 18,28 Lintang Selatan menyebabkan wilayah belahan bumi selatan menerima intensitas penyinaran matahari yang lebih kuat.
Dengan begitu suhu udara menjadi lebih tinggi dan tekanan udaranya lebih rendah bila dibandingkan dengan wilayah di belahan bumi utara
Dengan kondisi tersebut serta adanya Badai Tropis Hagupit di Samudera Pasifik sebelah Timur Laut Papua menyebabkan pergerakan angin di atas wilayah Sulut bertiup dari arah barat hingga utara dengan kecepatan 10-20 kilometer perjam.
Pada umumnya hujan berintesitas ringan hingga sedang dari pagi,siang sampai malam hari.