Laporan Wartawan Bangka Pos Nurhayati
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Amelia bocah berusia tiga tahun warga Sungailiat, Kabupaten Bangka, sekilas seperti kebanyakan bocah normal lainnya. Di balik keceriannya bermain bersama teman-teman, orangtuanya membutuhkan uluran tangan agar penyakit tumor anaknya diangkat.
Tumor yang berada di tubuh si bocah diketahui dari guratan panjang sekitar 10 centimeter bekas operasi. Sejak umur 1,4 tahun, Amelia sudah menjalani operasi pengangkatan tumor diperutnya. Orangtuanya, Jamilah (20) dan Yanto (25) tak menyangka putrinya memiliki tumor.
"Aku tak menyangka sama sekali sakit Amel bisa seperti ini. Dari luar tidak ada tanda-tanda dia sakit," ungkap Yanto didampingi istri, ibu dan bibinya kepada Bangkapos.com, Sabtu (6/12/2014) di gubuk kayu miliknya dekat Pelabuhan Sungailiat.
Sebelumnya, keluarga tak mengetahui tumor di tubuh Amelia.
Aini, bibi Amelia, kaget memegang perut Amelia yang terasa keras. Ketika ditanyakan ke Jamilah dan neneknya, keduanya mengaku Amelia sehat. Mereka mengira perut Amelia karena gemuk. Tapi bibinya melihat Amelia mengalami kelainan.
Setelah peristiwa itu, orangtua membawa Amelia ke RSUD untuk diperiksa. Hasilnya, dokter mendiagnosa Amelia memiliki tumor di perutnya. Dokter pun memutuskan untuk mengoperasi pengangkatan tumor tersebut.
"Waktu Ameli dioperasi, kami memakai JKSS (sebuah program jaminan kesehatan di Kabupaten Bangka, red). Jadi tak keluar biaya di RSUD, hanya beli obat yang tak ditanggung. Waktu tumor diangkat dari perut Amelia, berat tumornya empat kilogram," kata nenek Amelia.
Setahun pascaoperasi, tumor di tubuh Amelia masih ada. Hasil pemeriksaan dokter di RS Arsani Sungailiat, tumor Amelia sudah menjalar ke bagian ginjal kanannya. Berdasarkan foto x-ray, ada gumpalan hitam di ginjal sebelah kanan, hampir mendekati jantung. Tumor ini hampir menutupi sebelah dada.
"Kata dokter harus segera dioperasi. Dokter menyarankan dioperasi di Jakarta atau ke Palembang. Tapi kami tak ada biaya. Aku memminta dioperasi di Rumah Sakit Arsani saja. Biarlah aku sudah pasrah," ungkap Yanto yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan.
Senin (8/12/2014), dokter RS Arsani kembali memeriksa Amelia untuk memastikan kemungkinan bisa dioperasi di sini atau harus dibawa ke rumah sakit lebih baik di Palembang atau Jakarta. Yanto bingung jika hasilnya nanti, Amelia harus dioperasi di Palembang atau Jakarta.
Ia mengaku tak sanggup jika putrinya harus dioperasi ke Jakarta karena ekonominya tak menentu sebagai nelayan kecil. Penghasilannya pun tidak seberapa, karena Yanto ikut melaut bersama nelayan lain. Rumah mereka juga hanya gubuk kayu berukuran sekitar 4x5 meter.
"Dimana saya dapat uang? Kalau biaya operasi dibayar lewat BPJS, tapi uang biaya hidup dan obat-obatan lainnya bagaimana? Di sana (Palembang atau Jakarta, red) juga saya tidak punya keluarga," imbuh Yanto. Ia berharap ada orang yang mau meringankan bebannya menyembuhkan Amelia.