TRIBUNNEWS.COM,BATU - Status Kota Batu, Malang, Jawa Timur sebagai kota wisata membuat banyak perubahan, baik secara ekonomi maupun sosial budaya.
Perubahan itu tidak bisa dipungkiri, tentunya ada plus dan minusnya untuk masyarakat.
Untuk meminimalisir cepatnya perubahan perilaku terhadap anak-anak Kota Batu, terutama di kawasan persewaan home stay dan vila, jelang liburan sekolah yang biasanya diiringi meningkatnya kunjungan wisatawan.
Ketua PC NU Kota Batu, Hasyim Sirojuddin akan mengirim surat ke Pemerintah Kota dan kepolisian untuk selalu melarang atau menertibkan hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan budaya masyarakat Batu.
Termasuk juga kelompok masyarakat yang bergerak di bidang moral, baik di sekolah maupun jamaah pengajian untuk meningkatkan nilai-nilai moral.
Meski selama ini sudah dilakukan supaya menertibkan hal-hal yang tidak sesuai budaya batu.
Budaya Batu itu, kata Gus Siroj, begitu sapaannya, adalah guyub, tenggang rasa, sopan santun, dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya.
"Mulai budaya berpakaian hingga tingkah laku lainnya. Hari ini ada pergeseran sedikit. Dimanapun kemajuan pasti ada yang tidak kita ingin, tapi perlu kita tata," tuturnya kepada reporter Surya(Tribunnews.com Network), Rabu (17/12).
Kawasan yang mengalami perubahan cepat salah satunya di Desa Oro-oro Ombo. Di sana terdapat obyek wisata Batu Night Spectacular (BNS) yang ada di sana menjadi magnet bagi warga untuk mendirikan home stay.
Sementara, penyewa home stay yang kebanyakan orang kota, seperti Surabaya serinngkali mengenakan pakaian minim sehingga dikhawatirkan ditiru anak-anak desa.(Iksan fauzi)