TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - RR Sulityo Ambarsari, sesekali mengusap air matanya.
Perempuan berkacamata ini hanya bisa terpaku melihat jenazah suaminya Dr.Filemon da Lopez yang terbujur kaku di ruang pemandian jenasah RSAD Udayana Denpasar.
Perempuan yang akrab disapa Ambar ini, merasa terpukul atas kepergian sang suami yang meninggal akibat stroke.
“Pastinya kami sedih luar biasa karena bapak pergi untuk selamanya,” kata Ambar pada Sabtu (27/12/2014) kepada Tribun Bali (Tribunnews.com Network) di Denpasar.
Sebagaimana diketahui, Filmone yang merupakan kepala Bidang Litbang pemerintahan Provinsi NTT ini, pada Sabtu (27/12/2014) sekitar pukul 09.20 Wita menjalani perawatan di RUSP Sanglah, Denpasar.
Saat itu, kondisi Filmone mulai menurun. Perawat di RS setempat yang merawat Filmone langsung memanggil sang istri yang sedang menunggu di luar ruang ICU.
“Saat kondisi bapak mulai buruk saya dipanggil dokter ke ruangan ICU. Saya memang harus menunggu di luar karena di ICU keluarga pasien tidak boleh menunggu terlalu lama,” kata Ambar.
Namun, takdir kiranya berkata lain, Filmone tidak tertolong lagi.
Dia meninggal didampingi sang istri yang dinikahinya 26 tahun silam.
Setelah dipastikan meninggal, Jenasah Filmone dipindahkan ke tempat persemayaman Jenazah di Rumah duka RSAD Udayana.