TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN – Pergantian malam Tahun Baru 2015 atau akhir tahun menjadi harapan tersendiri bagi para penjual terompet.
Namun hujan yang sejak beberapa hari ini mengguyur Lamongan membuat mereka lemas.
Harapan meraih untung dengan dagangan terompetnya yang mulai mereka gelar sejak sepekan di seputaran alun – alun dan jalan protokol dalam kota seolah tidak lagi bisa diharapkan.
Bahkan para penjual terompet ini dibikin sibuk membuka dan menutup barang dagangannya dengan plastik agar tidak diguyur hujan.
“Hujannya gak mari – mari, pembelinya juga masih sepi,”ungkap Sarpan kepada Surya(Tribunnews.com Network), Sabtu (27/1/2014) penjual terompet yang setiap akhir tahun rutin menggelar dagangannya di seputaran alun – alun.
Apa yang dikeluhkan Sarpan itu tidaklah sendirian, sebab ada puluhan penjual terompet di kota Lamongan mengalami nasib yang sama.
Setiap tahun mereka berupaya selalu berinovasi membuat terompet dengan berbagai bentuknya, ada bentuk ular, ayam, dan jenis binatang dan lainnya.
Inovasi itu dimaksudan agar menyedot pembeli lantaran disuguhkan dengan model – model baru.
Selain jenisnya, pewarnaannya juga dibuat lebih menyala. Otomatis dengan inovasi baru, biaya produksi juga meningkat. Para penjual terompet ini menawarkan harga antara Rp
5 ribu hingga Rp 25 ribu.
Tapi jika dagangannya tidak banyak laku pengaruh hujan maka akan menganggung kerugian yang cukup besar.
Untuk dijual tahun depan tentu warnanya dan juga bentuknya akan berubah. Apalagi setiap tahun pasti muncul model – model baru yang siap bersaing.
Para penjual terompet di Lamongan ini hanya berharap pada hari menjelang pergantian tahun tidak turun hujan.