TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Perupa lukis Jombang yang tergabung dalam Komunitas Pelukis Jombang (Kopi) mengenang wafatnya mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan cara berbeda.
Mereka melukis bareng secara 'on the spot' (selesai sehari) di Jalan Wahid Hasyim, tepatnya depan Kantor PWI Perwakilan Jombang, Minggu (4/1/2015).
Lukisan yang diekspresikan pun beragam. Ada Gus Dur mengenakan peci sembari dikelilingi massa, kemudian Gus Dur sedang mengendarai sepeda pancal bersama sang kakek KH Hasyim Asyari. Yang paling menarik, ada lukisan Gus Dur yang berdandan ala tokoh punakawan dalam dunia pewayangan, yakni Semar Bodronoyo atau Ki Semar.
Lukisan Gus Dur berbusana Semar karya Sugeng Hartobi ini paling menjadi magnet masyarakat pengguna jalan yang menyempatkan diri berkunjung.
Sugeng Hartobi mengatakan, dia sengaja melukis Gus Dur dengan pakaian Semar, karena sosok Gus Dur sebagai guru bangsa tidak jauh beda dengan tokoh Semar.
"Beliau sosok pengayom masyarakat dari berbagai golongan. Peran ini sama dengan yang dijalankan Semar," ujar Sugeng Hartobi.
Hartobi menambahkan, ia membutuhkan waktu beberapa jam untuk menyelesaikan lukisan unik tersebut. Yakni, mulai menggoreskan kuas sekitar pukul 06.00 WIB tadi pagi, dan sekitar pukul 08.00 WIB, lukisan di atas kanvas itu hampir rampung.
"Gus Dur memang identik dengan Semar," tuturnya.
Eko Utomo, seorang pelukis yang juga Ketua KOPI Jombang, beraksi agak beda. Dia menghadirkan lukisan wajah Gus Dur mengenakan peci di atas kanvas.
Setelah itu, para pengunjung dipersilakan menambahi sendiri. Baik itu berupa tulisan maupun lukisan lanjutan. Sejumlah coretan pengunjung pun meramaikan kanvas tersebut.
Diantaranya tulisan 'turunkan harga cabe', 'K-13 kurikulum galau', 'pendidikan kok dicoba', serta 'menuju Indonesia sejahtera'.
Eko berpandangan, apa yang ia lakukan itu untuk menggambarkan bahwa Gus Dur merupakan sosok demokratis.
"Oleh karena itu, semua uneg-uneg kita tampung. Semua pengunujung bisa menuliskannya di atas kanvas tersebut. Lukisan ini demokratis seperti sosok Gus Dur itu sendiri," ujar Eko sembari memaerkan hasil karyanya.
Eko menambahkan, selain haul Gus Dur ke-5, acara melukis secara on the spot itu juga untuk memperingati ulang tahun KOPI Jombang yang ke-6.
"Alhamdulillah di usianya yang ke-6 ini Kopi Jombang masih eksis. Karena sama-sama momen bulan Desember, akhirnya peringatan haul dan ultah ini kita jadikan satu," terang Eko.(sutono)