TRIBUNNEWS.COM.SEMARANG- KRI Bung Tomo yang ikut dalam misi evakuasi korban AirAsia di perairan Karimata, merapat ke Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Minggu (4/1/2015) pagi.
KRI Bung Tomo juga merapat untuk mengisi bahan bakar dan perbekalan. Di mata para prajurit TNI AL yang ikut dalam KRI Bung Tomo, Kota Semarang sangat terkenal dengan oleh-oleh Lumpia dan Bandeng Juwana. Maka tak heran, terlihat beberapa bungkusan lunpia yang diangkut ke atas kapal bernomor 357 ini.
Para anggota TNI mengangkut beberapa kardus oleh-oleh kuliner khas Semarang itu dari sebuah mobil, naik ke kapal. Meski saat itu hujan deras, percakapan Tribun dan Kapten Pelaut Darmawan, Perwira Navigasi KRI Bung Tomo berlangsung hangat.
Di dek kapal yang sebelumnya digunakan apel oleh personil KRI Bung Tomo, Kapten Pelaut Darmawan menunjukkan dua baris kursi yang masing masing ada tiga kursi. Tumpukan kursi itu diletakkan di pojok kanan dek kapal, tepat di sebelah kanan tangga naik ke kapal.
"Mas tahu itu apa? Itu kursi pesawat AirAsia yang jatuh," kata Kapten Darmawan menunjuk tumpukan dua baris kursi pesawat berwarna hitam.
Di dua baris kursi yang masih saling menempel itu, kru KRI Bung Tomo menemukan lima jenazah korban pesawat AirAsia. "Total lima jenazah di kursi yang masih menempel. Sabuk pengamannya masih terpasang," katanya.
Kapten Darmawan sedikit bercerita tentang ganasnya kondisi cuaca di lokasi evakuasi korban dan pesawat Airasia di perairan Karimata.
Sebagai seorang prajurit yang siap kapanpun dan dalam kondisi apapun, Darmawan mengatakan cuaca ekstrem tidak menyurutkan semangat para prajurit KRI Bung Tomo.
"Sebelum berangkat pasti ada persiapan, bekal, mental, dan fisik. Semuanya dipersiapkan," katanya.
"Coba mas bayangkan sendiri bagaimana kondisi cuaca di sana, seperti ini kondisi gelombangnya," kata Darmawan sembari menunjukkan sebuah foto gelombang besar yang menghantam bagian depan kapal. Di foto itu terlihat moncong KRI Bung Tomo tidak terlihat lantaran tertutup pecahan gelombang. (tribunjateng/cetak/lyz)