TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Dua puluh empat jam sebelum (Komjen) Budi Gunawan (55) ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kapolda SulselĀ Inspektur Jenderal Polisi Anton Setiadji mengungkap bahwa Budi Gunawan adalah temannya dan tidak perlu diragukan.
Anton lantang menilai penunjukan Budi Gunawan menjadi Kepala Kepolisian RI menggantikan Jenderal Sutarman, adalah sebuah keputusan tepat apalagi Budi berprestasi.
"Tidak usah diributkan. Siapapun yang jadi Kapolri, itu pasti yang terbaik," kata mantan Kadiv Binkum Polri ini, kepada Tribun Timur (Tribunnews.com Network), Senin (12/1/2015).
Anton menanggapi kontroversi penunjukan Budi, yang dinilai berafiliasi ke partai politik dan terlibat dalam pilpres 2014 lalu, serta kontroversi rekening gendut.
Anton masih satu angkatan dengan Komjen Budi Gunawan, di Akabri Kepolisian (1983). keduanya juga satu angkatan dengan mantan Kapolda Sulsel, Irjen Pol Burhanuddin Andi.
Anton yang juga merupakan Pemegang Adhi Makayasa atau lulusan terbaik Akpol Angkatan 1983, mengaku Budi adalah sosok polisi yang berkepribadian baik, cerdas dan bisa dipercaya.
Selain itu, prestasi Budi Gunawan juga cukup bagus dan berprestasi dan layak terpilih. Pasalnya Budi juga masuk dalam lima besar lulusan terbaik.
"Kebetulan saya yang dapat lulusan terbaik, tapi tidak usah diributkan. Budi kan merupakan teman dan satu seangkatan dengan saya, dia juga bagus orangnya," kata Anton sambil mengulang ulang ucapannya tidak usah diributkan.
Menurut Anton mengenai penghargaan sebagai lulusan terbaik, "Penganugerahan penghargaan diberikan langsung oleh Presiden atau yang mewakili atas nama Presiden.
Kemudian, prestasi Adhi Makayasha bersifat tunggal untuk setiap matra "Penghargaan adalah mereka yang secara seimbang mampu memperlihatkan prestasi pada tiga aspek. Diantaranya, akademis, jasmani dan kepribadian alias mental," jelasnya.
Informasi yang diperoleh , Presiden , Jokowi telah menunjuk Budi sebagai calon Kapolri dalam suratnya tertanggal 9 Januari 2015 yang ditujukan kepada ketua DPR RI.
Dalam surat yang menggunakan kop Presiden Republik Indonesia bernomor R-01/Pres/01/2015, Jokowi meminta DPR memberi persetujuan atas pengangkatan Budi sebagai Kapolri.
Nama Budi mencuat, sebelum Pilpres 7 Juni 2014 lalu, saat dia bertemu dengan salah satu anggota tim sukses pasangan capres-cawapres Jokowi-Jusuf Kalla, Trimedya Pandjaitan.
Pertemuan di restoran di daerah Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus), itu
membuat Mabes Polri menanggapi pertemuan perwiranya tersebut dengan Trimedya.
Melalui Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Ronny Franky Sompie, dikatakan bahwa pertemuan antara keduanya di restoran tersebut terjadi secara tidak sengaja dan jauh dari unsur politis.
Ronny mengaku bahwa pihaknya telah menerima klarifikasi dari Budi Gunawan terkait peristiwa tersebut.
Dia juga mengatakan bahwa Budi Gunawan berharap agar klarifikasi pertemuan tersebut dapat disampaikan ke publik agar tidak memunculkan opini negatif publik tentang netralitas Polri menjelang Pilpres 2014. (*)