TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Bahar (50), warga Lapangan Porsas, RT 18, Nunukan Selatan, Kalimantan Utara tewas mengenaskan setelah taji ayam yang disabungnya menancap di perut pria tersebut.
Dari informasi beberapa teman Bahar yang ikut menyabung ayam, saat itu Bahar sedang menyabung ayamnya dengan ayam pihak lawan. Ketika itu, bahar berdiri di belakang tak jauh dari ayam aduannya. Saat ayam musuh terbang menerjang, ayam Bahar berkelit sehingga serangan "musuh" malah mengarah ke perut Bahar. Tak ayal, taji ayam sepanjang lebih dari 10 centimeter itu menancap di perut Bahar. Ayam adu yang tajinya menancap di perut Bahar terus berontak berusaha melepaskan diri sehingga menyebabkan luka di perut korban semakin menganga.
“Ayam yang diadu memang ayam Bahar. Saat ayam musuh menerjang, kena si Bahar karena dekat betul si Bahar dengan ayam yang diadu. Jaraknya nggak sampai setengah meter dari ayam," ujar salah satu kawan Bahar yang enggan menyebutkan namanya, Kamis (5/2/2015).
Mengetahui Bahar terkapar dengan luka parah di perutnya, sebagian peserta sabungan ayam melarikan diri. Sementara beberapa teman Bahar berusaha membawa korban ke Rumah Sakit Umum Nunukan. Namun karena luka yang dialaminya cukup parah, Bahar meninggal saat tiba di RSU Nunukan.
"Korban mengalami robek di perut dan paha akibat terkena taji ayam. Saat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Nunukan, meninggal dunia," jelas Kapolres Nunukan AKBP Christian Tory saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.
Menurut rekan Bahar, Taji yang digunakan dalam sabungan ayam memang sangat tajam. Panjangnya mencapai 10 hingga 15 sentimeter. Taji untuk ayam biasanya dibuat dari gergaji buatan Jerman yang dibentuk dengan cara digerinda atau dibuat oleh pandai besi. Satu gergaji dari Jerman untuk dibuat taji ayam yang bermerek Maxwell biasanya dipesan dari Jakarta seharga Rp 600.000.
“Kalau sudah jadi taji ayam, jangan tanya tajamnya. Untuk cukur jenggot ajabersih," ujarnya.(Kontributor Nunukan, Sukoco)