TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO - Jenderal Polisi Sutarman telah resmi menyerahkan tampuk kepemimpinan Polri kepada Komjen Pol Badrodin Haiti, Rabu (21/1/2015) silam.
Pria kelahiran 5 Oktober 1957 ini sempat ditawari jabatan sebagai menteri atau dubes oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun kedua opsi tersebut, ditolak.
Ternyata Sutarman sempat curhat dengan sang ayah, Pawiro Miharjo (83) soal tawaran jabatan dari Presiden Jokowi itu. Curhatan itu terlontar dalam sebuah dialog di meja makan.
Mbah Pawiro, demikian sapaan akrab ayah Sutarman, bercerita banyak kepada Tribun Jogja soal pertemunya dengan sang anak saat dirinya ke Jakarta.
Tribun Jogja sengaja menyambangi rumah Mbah Pawiro di Dukuh Dayu RT/RW :03/XI, Desa Tawang, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (5/1).
Duduk di selasar rumahnya, Mbah Pawiro lantas bercerita mengenai kunjungannya ke Jakarta menemui sang anak.
Ia mengemukakan, tujuannya ke Ibukota merupakan bentuk sokongan moral kepada anaknya, selepas dicopot dari jabatannya sebagai Kapolri.
"Kinten-kinten setengah wulan kepungkur, kula dhateng Jakarta. Ten mrika, kula ngleremaken anak kula (sekitar setengah bulan yang lalu saya ke Jakarta. Tujuannya untuk menentramkan hati dan mendukung anak saya)," ungkapnya.
Hanya sebentar saja Pawiro tinggal di kediaman sang Jendral. Pertemuannya dengan Sutarman pun berlangsung singkat.
"Kula ten Jakarta namung sekedhap, niku mawon mboten kepanggih anak kula dangu. Sonten kula nyipeng, enjinge nembe kepanggih piyambake, niku nggih namung ngomong-ngomong sekedhik. (Di Jakarta hanya sebentar saja. Itu saja tidak bertemu dengan saya lama, hanya sebentar. Sore hari saya sampai dan menginap. Baru keesokan harinya saya bertemu dia dalam sebuah sarapan)," kenangnya.
Dalam pembicaraan itu, Pawiro sempat bertanya tentang kelanjutan karier Sutarman.
"Tarman matur piyambake ditawari dados menteri utawa dubes. Nanging ditolak sedaya. Piyambake pengin bebas merdika. (Sutarman bilang bahwa ia ditawari menteri ataupun dubes. Tetapi keduanya ditolak. Ia bilang ingin menjadi orang yang bebas merdeka)," ucapnya.
Dirinya, juga tidak menentang keputusan Jendral bintang empat tersebut untuk leren (beristirahat).
"La kowe sing sabar, trimak-trimakno, rasamu ya mesthi rak penak. Aku ngerti. Mengko mundhak awakmu malah dadi ora kepenak. Nek meh leren-lerena, ya kowe dadiya wong merdika (Yang sabar, terima saja keputusannya. perasaanmu pasti tidak enak. Aku tahu. Tetapi jika tidak kau relakan, akan merusak badanmu saja. Kalau kau ingin berhenti silakan saja. Jadilah orang yang merdeka)," tuturnya. (tribunjogja.com)