TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Wajah Rochim, salah satu bocah kembar siam asal Mojowarno, Jombang yang telah dipisahkan tim dokter RSUD dr Soetomo pada 2011 silam tampak tegang saat menunggui kembarannya, Rochman dioperasi di kamar OK 414, Gedung Bedah Pusat Tepadu (GBPT), Kamis (5/1/2015).
Bocah berusia 5 tahun 4 bulan ini tampak mondar-mandir di ruang tunggu lantai satu GBPT, ditemani orangtuanya Anis Mulyo dan Supinah. “Wes mari po durung pak,”bisik Rochim pada Anis.
Sementara di ruang operasi, tim dokter kembar siam yang berjumlah 15 orang terdiri dari ahli bedah urologi, radiologi, anestesi, bedah anak, bedah plastik rekonstruksi, jiwa, anak dan mikrobilkinik tengah melakukan tiga operasi terhadap Rochman.
Operasi pertama adalah businasi anus untuk melancarkan proses buang air besar. “Tahap ini dilakukan dengan mengetes saluran anus normal atau tidak dengan memasukkan alat berukuran kecil hingga besar (16 frech),” terang Ketua tim dokter kembar siam RSUD dr Soetomo dr Agus Harianto SpAk (k) saat ditemui usai operasi, Kamis (5/1/2015).
Setelah dipastikan normal, tim melanjutkan operasi kedua dengan mengambil batu dari buli-buli kandung kemihnya. Ada tiga batu yang berhasil diangkat, satu diantaranya berdiameter 1 cm, dua lainnya lebih kecil.
Batu ini terbentuk karena ada partikel-partikel air seni yang kotor dan mengendap.
”Ini dimungkinkan karena kondisi Rochman yang tidak memiliki penis sehingga kencingnya melalui carteter,”terang Ketua Pusat Penangananan Kembar Siam Terpadu RSUD dr Soetomo.
Tahap terakhir operasi, tim dokter menurunkan testis Rochman yang saat ini berada di perut.
Hal ini dikhawatirkan akan mengecil dan mengganggu kesuburan atau bahkan menjadi keganasan karena testis harus berada di suhu normal. Sementara di perut suhunya cenderung tinggi.
Tim dokter akhirnya bisa menurunkan testis, meski belum bisa berada di habitatnya. ”Kami tidak boleh memaksakan. Kalau memaksa testis akan rusak dan menggangu. Ini belum memang ideal, tapi sudah maksimal,” tegas dr Agus.
Pascaoperasi Rochman dalam keadaan sadar, tidak muntah atau ada komplikasi lain. Tim dokter akan melakukan observasi kondisinya dalam satu hingga tiga hari ke depan. ”Semoga selanjutnya terus membaik, tidak ada pendarahan, infeksi atau panas,”harapnya.
Sementara itu, ketika di bawa ke ruang perawatan sementara GBPT Rochman tampak meronta dan menangis. Ny Wahyu, salah satu perawat sempat mendekap dan menenangkannya.
Tetapi, bocah berusia 5 tahun 4 bulan ini terus menangis. Tangisan Rochman baru reda ketika kembarannya Rochim dan orangtuanya masuk ke kamar.
”Mungkin ada ikatan batin ya, ketika saudara kembarnya datang dia langsung tenang,”kata Ny Wahyu, saat ditemui di ruang perawatan sementara GBPT.
Anis Mulyo, ayah Rochman mengakui selama ini tidak ada keluhan berarti dari kondisi kedua anaknya. ”Memang pernah panas, tapi hanya sebentar, tidak sampai opname. Dan itupun tidak menular pada kembarannya,”kata pria asal Gondek, Mojowarno, Jombang.
Menurut Anis, operasi ini memang sudah dijadwalkan oleh tim dokter RSUD dr Soetomo. Diakuinya, pasca operasi pemisahan yang dilakukan April 2011 silam, pihaknya rutin melakukan pemeriksaan kondisi si kembar sebulan sekali.
Bahkan seminggu sekali mereka selalu kontrol di RSUD Jombang. ”Sebenarnya untuk sekarang yang mau dioperasi Rochim untuk repair anusnya. Ternyata kondisiRochman dicek ada batu di kandung kemih dan testisnya turun, jadi dioperasi dulu,”terang pria berusia 47 tahun.
Ketika mendengar testis anaknya turun dan mengancam kesuburannya, Anis sempat khawatir. Tetapi ketika dijelaskan tim dokter, dia tenang. ”Sekarang setelah operasi lega, alhamdulillah, semoga semua baik-baik saja,”kata bapak lima anak.
Diakui Anis, selama ini anak kembarnya ini selalu memberikan semangat baru dalam keluarganya. Meskipun tidak jarang mereka berselisih paham.
Hal ini beralasan karena kedua anak yang kini belajar di taman kanak-kanak (TK) ini memiliki sifat yang bertolakbelakang. Rochman, cenderung ceria memiliki kemauan keras dan sedikit bandel, sementara Rochim pendiam.
Kondisi fisik keduanya tidak pernah membuat mereka minder ketika bermain dengan teman-temannya. Hanya saja, Rochman sering protes ke adiknya karena dia tidak memiliki alat kemaluan (penis).
”Dia (Rochman) bilang, adikku (Rochim) nakal. Manukku dipek adik,” cerita Anis menurukan protes Rochman.
Protes ini tidak membuat Anis marah, justru dia terus memberikan pengertian pada Rochman tentang kondisinya. Dia bahkan sempat memperlihatkan foto-foto atau berita koran yang diklipingnya ketika mereka masih belum dipisahkan.
”Memang Rochman belum terlalu paham dengan penjelasan saya. Tetapi pengertian ini akan terus saya berikan agar dia tidak menyesali diri ketika besar nanti. Saya ingin dia bisa bersyukur dengan kondisi yang dialaminya,” katanya.
Diakui Anis, tim dokter memang bisa saja membuatkan penis buatan untuk Rochman, tetapi sifatnya hanya aksesoris dan tidak bisa difungsikan laiknya laki-laki normal ketika dewasa.
Meski demikian, dia tetap memiliki keturunan karena kondisi testisnya normal.
”Semoga saja semuanya baik-baik saja. Mohon doa semuanya,”pungkasnya.