TRIBUNNEWS.COM.SEMARANG - Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang digadang-gadang menjadi satu dari beberapa pelabuhan yang disinggahi konsep tol laut Presiden Jokowi. Menjawab informasi tersebut, General Manager PT Pelindo III Cabang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Tri Suhardi mengaku belum tahu konsep detail tol laut yang dimaksud.
"Sepengetahuan saya, tol laut yang di Semarang itu seperti coastal shipping. Intinya mengurangi beban dari darat ke angkutan laut. Salah satunya lewat dari (Pelabuhan) Panjang-Priok-Emas-Perak. Itu info yang saya terima," katanya ketika ditemui di kantornya, pekan lalu.
Informasi yang ia terima akan ada angkutan laut yang membawa peti kemas sekaligus trailer. Lalu bongkar muat dilakukan dengan sistem roll on roll off. Untuk di Pelabuhan Tanjung Emas, bongkar muat dengan sistem itu lazim dilakukan oleh PT Pelni atau PT Dharma Lautan Kencana.
Sedangkan untuk segi kedalaman, ada permintaan agar kedalaman pelabuhan minus 6 meter. Permintaan itu tidak masalah karena dermaga di Pelabuhan Tanjung Emas sudah minus 7 meter. "Kalau untuk alur domestik tidak masalah," tanyanya.
Tri pun kemudian menelepon kantor pusat PT Pelindo III untuk menanyakan kejelasan sistem tol laut. Sekali lagi, informasi yang didapatkannya belum begitu jelas. Konsep tol laut masih dibahas di Jakarta.
Meskipun belum ada tol laut, Tri mengatakan pihaknya terus menata Pelabuhan Tanjung Emas. Selain terus melakukan pengerukkan, dalam waktu dekat pihaknya akan memanfaatkan tanah idle di kawasan Tanjung Emas untuk gudang atau open storage. "Kami juga berencana membuat pedestrian untuk pelayanan penumpang," jelasnya.
Pembangunan di kawasan pelabuhan untuk tahun ini antara lain renovasi terminal penumpang, perbaikan jalan, pembangunan gudang, hingga penataan area perkantoran.
Ada juga rencana relokasi kantor pemerintah dari zona terminal ke zona perkantoran. Akan ada kawasan khusus perkantoran di area pelabuhan. "Tahun ini kami konsentrasi merenovasi terminal penumpang. Kami akan membangun ruang VIP di lantai 2," jelasnya.