News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demam Tinggi, Mantan Juara Bayi Sehat Itu Kini Lumpuh

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rama Joko Yulianto (3,5) yang kini tak bisa berjalan dengan normal

TRIBUNNEWS.COM - NAMANYA Rama Joko Yulianto (3,5) sekilas tidak ada yang janggal ketika melihat balita warga Dukuh Pengkol, Desa Dengkeng, Wedi-Klaten RT I/VIII itu, layaknya yang anak-anak lain, ia gemar bermain dan bercanda.

Namun jika lama-lama diperhatikan, mantan juara bayi sehat itu ternyata kini tak mampu menggerakan kedua kaki dan tangan kirinya.

Anak pasangan Mardiningsih (30) dan Widodo (32) itu, harus berguling atau merosot menggunakan punggungnya jika hendak berpindah tempat.

Mengunjungi rumah sederhananya, Rama begitu ia akrab dipanggil sedang tertidur. Tak lama kemudian, putra kedua dari Mardiningsih pun bangun dan memanggil sang ibu.

Setelah sempat bertegur sapa, Rama terlihat tertawa ketika ditunjukan foto dirinya ditunjukkan oleh sang ibu.

Dengan polos, Rama mengulik panel kamera digital dalam genggamannya, selanjutnya dia mencoba 'pamer' foto dirinya kepada kakaknya Eko (7). "Rama Mas,"katanya terdengar Cadel disusul tawa.

Saat bersamaan, seorang tetangga memanggil namanya dan memberinya uang. Rama kelihatan senang, lalu mendekat dengan cara berguling-guling.

Seolah terbiasa dia guling-guling dengan cepat diatas lantai semen plester.

 Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, Rama balik ke pelukan sang ibu, sungguh malang melihat nasibnya, apalagi Rama pernag menjadi juara bayi sehat. Apa yang terjadi dengan Rama hingga seperti itu?

Pengakuan Mardiningsih, kebiasaan Rama berpindah tempat dengan berguling dimulai semenjak anaknya itu sembuh dari penyakit radang otak. Sejak saat itu putranya itu mengalami kelumpuhan dibagian alat gerak.

"Awalnya pada usia 1,5 tahun, tubuh Rama diserang demam hebat. Sejak saat itu, ia tidak bisa jalan, padahal diumur satu tahun ia sudah mulai berlatih berjalan," kenangnya, Selasa (3/3/2015).

Ingatan Mardiningsih balik kembali ke masa lalu sambil bercerita, ketika umur Rama belum menginjak satu tahun, anaknya itu pernah menyabet peringkat ke empat, dalam lomba bayi sehat di Posyandu desa.

Saat itu itu perkembangan putranya tidak menunjukan gejala yang mencurigakan, sampai suatu saat, Rama mengalami demam tinggi, lalu kejang.

Khawatir, kedua orang tuanya langsung membawa anak tersebut ke RSUP Dr Soradji Tirtonegoro.

Rama sempat dirawat disana selama 16 hari, bahkan mendapatkan perawatan intensif dan akhirnya divonis radang otak oleh dokter.

"Rama harus rutin meminum obat dan menjalani terapi di RSJ Soedjarwadi, Wedi," tuturnya.

Beruntung mereka bisa menggunakan Jamkesmas untuk pembayaran rumah sakit, sebab pekerjaan Mardiningsih sebagai pemayet dan suaminya yang kerja serabutan. Keduanya merasa berat dalam mengatasi biaya pengobatan Rama.

Sejak dua tahu menjalai terapi, menurut Mardiningsih ada kemajuan pada anaknya. Namun demikian, dirinya mengkhawatirkan masa depan Rama ketika besar nanti, apalagii mengingat penghasilan dirinya dan suaminya yang tak pasti.

Kepala Dusun (Kadus) I Pengkol Sutarja, menyatakan keprihatinannya. Meskipun telah mendapatkan banyak bantuan, namun kondisi Rama tak kunjung menemui kesembuhan. Terlebih lagi, pada kondisi Mardiningsih dan Widodo yang jauh dari kecukupan.

"Saya sangat prihatin akan keadaan Rama, padahal sudah pihak desa telah membantu dengan berbagai cara. Namun keadaannya hanya begitu-begitu saja. Terutama dengan keadaan keluarga yang pra-sejahtera," ujarnya.

Kedepan, ia berharap agar banyak pihak yang peduli, terutama untuk masa depan Rama. (Padhang Pranoto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini