Laporan Reporter Tribun Jogja Padhang Pranoto
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Jumlah anak pengidap kurang gizi dan gizi buruk di Kabupaten Klaten mencapai 3.369 penderita, atau sekitar 3,5 persen dari total balita 84.476 anak.
Hal itu terungkap saat Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten menggelar jumpa pers, Jumat (20/3/2015).
Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Klaten Sri Sundari merinci, anak kekurangan gizi berjumlah 2.890 sedangkan mereka yang bergizi buruk ada 479 orang.
Menurutnya, angka tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor bukan saja oleh kesehatan dan kurangnya asupan gizi pun juga faktor kurangnya perhatian orang tua.
"Disini perlu ditingkatkan lagi keterlibatan orang tua dalam memberikan gizi anak, lantaran kebiasaan makan yang tidak dikontrol karena tidak mendapatkan teladan bagaimana makan yang baik dan bergizi," ujarnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, balita bergizi buruk bisa disebabkan penanganan yang salah setelah kelahiran.
Satu diantarannya adalah, kurangnya asupan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, serta pemeriksaan rutin ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), setelah fase ASI eksklusif.
Menurutnya, pemantauan terhadap tumbuh kembang dan berat badan bagi anak sangatlah penting. Hal itu merupakan indikator perkembangan kesehatan balita.
Namun demikian, Sundari memaparkan ketika balita telah mengidap gizi buruk, Dinkes telah siap dengan program pemberian gizi melalui Posyandu.
Menurut catatan Dinkes, kini ada 16 balita yang dirawat karena gizi buruk. Enam diantaranya telah membaik, sementara sisanya masih dalam perawatan.
"Selain kurangnya faktor pemeriksaan, penyakit pernafasan seperti TBC atau Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) juga dapat menyebabkan seorang anak mengalami gizi buruk. Untuk itu, kami sudah menyiapkan skenario perbaikan gizi melalui Posyandu terdekat," tuturnya. (tribunjogja.com)