Laporan Wartawan TRIBUN KALTIM, Kholish Chered
TRIBUNNEWS.COM, SANGATTA - "Monster Sangatta." Istilah ini sering disematkan warga Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur kepada buaya yang menerkam dan memangsa manusia.
[BACA: Buaya Ketujuh Dibelah dan Potongan Jasad Andry pun Ditemukan]
Setiap kali ada buaya memangsa orang, warga biasanya menggunakan jasa pawang buaya untuk menemukan binatang buas si pemangsa agar dapat menemukan jasad korbannya.
Yusran salah satunya, telah teruji berkali-kali menangkap buaya.
Ia pernah menjinakkan buaya sepanjang lima meter seberat 400 kilogram. Warga Kelurahan Guntung, Kota Bontang, Kalimantan Timur itu sudah 18 kali melumpuhkan buaya.
"Kami dapat informasi dari paman Anto bahwa ada yang lebih dekat dan lebih baik. Karena itu kami minta tolong bantuannya. Tidak perlu jauh-jauh ke Sangatta," ujar kakek Anto Abdul Fatah saat ditemui TribunKaltim.co di kediaman keluarga Anto, Desa Santan Ilir, Kecamatan Marangkayu, Kukar, dalam satu kesempatan.
Awalnya keluarga Anto akan memanggil pawang yang menaklukkan 'Monster Sangatta'.
Pawang yang menggantikan pawang 'Monster Sangatta' itu bernama Yusran.
Saat ditemui usai Salat Ghaib, pria berusia 66 tahun ini mengaku sebagai korban keganasan buaya, termasuk buaya di Sungai Santan.
Yusran yang menggunakan peci haji dan sorban melingkar di lehernya menceritakan, dulu anak kandungnya pernah menjadi korban buaya Guntung.
"Saat itu saya naikkan 27 buaya untuk mencari pelaku sesungguhnya dan alhamdulillah berhasil," ujar Yusran.
Korban keganasan Sungai Santan, 2007 lalu tak lain adalah cucu Yusran.