TRIBUNNEWS.COM. KEFAMENANU -- Dendam politik pemilihan kepala desa (Pilkades) Tunbes, Kecamatan Biboki Moenleu-TTU memakan korban.
Dua warga RT 03/RW02, Desa Tunbes, Markus Taek (61) dan Martinus Nifu (54), Senin (6/4/2015), terlibat perdebatan sangit mempertahankan figur calon kepala desa kades masing-masing, meski pilkades di desa itu sudah berlangsung Maret 2015 lalu.
Tak ada yang kalah dalam perdebatan itu membuat Markus Taek dan Martinus Nifu berduel menggunakan sangkur. Keduanya meregang nyawa di tempat kejadian perkara (TKP) di halaman depan rumah Markus Taek.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang dari warga yang mengevakusi jenazah Markus Taek dan Martinus Nifu ke RSU Kefamenanu untuk divisum menyebutkan, sesuai berdebat Markus dan Martinus saling tikam pakai pisau sangkur, Senin (6/4/2015), sekitar pukul 19.00 Wita.
Peristiwa itu terjadi di depan rumah Markus Taek di Taesninis, Desa Tunbes. Baku tikam antara Markus dan Martinus diduga kuat dipicu saling olok mempertahankan figur calon kades masing-masing, yang kalah dan yang menang.
Markus Taek adalah pendukung fanatik Kades Tunbes terpilih pada Maret 2015, Marten Koyungan. Sedangkan Martinus Nifu merupakan pendukung fanatik Markus Haki, yang kalah dalam pilkades Maret lalu. Saling tikam di depan kediaman Markus Taek terjadi saat Martinus Nifu hendak pulang ke rumahnya.
Sekitar pukul 17.00 Wita, Martinus Nifu masih santai bercerita tentang hasil pilkades di rumah Marselinus Abi, seorang warga desa itu. Mereka bercerita sambil minum sopi atau arak (minuman alkohol lokal). Marselinus Abi adalah pendukung Markus Haki.
Saat itu Marselinus ditemani Marselinus Tusala dan Siprianus Sanak, yang merupakan pendukung fanatik Kades Tunbes terpilih, Marten Koyungan, saling curhat soal hasil pilkades. Beberapa menit kemudian, Marselinus Tusala pulang ke rumahnya sekitar pukul 19.00 Wita.