TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Sebelum melakukan aksi nekatnya menyusup masuk ke ruang roda pesawat Garuda Indonesia GA 177, Mario Steven Ambarita (21) kerap singgah di kedai nasi Keluarga, yang bersisian dengan Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.
Rumah makan yang tak jauh dari Jl Kartama, Kelurahan Maharatu, tersebut letaknya persis di sebelah kanan Bandara SSK II. Untuk ke rumah makan itu dari bandara, bisa dilakukan dengan berjalan kaki. Kemudian melewati pagar. Persis di seberang jalan akan tampak plang dengan tulisan kedai nasi Keluarga.
Di sanalah Mario menghabiskan waktunya melakukan pengintaian dan membaca situasi bandara. Ia memilih duduk di meja paling depan atau di bagian luar dari kedai. Pasalnya, meja itu memberikannya pandangan yang lebih lapang untuk memantau lokasi di halaman bandara.
"Dia (Mario) datang satu minggu sebelum kejadian itu (menyusup ke ruang roda pesawat). Hari pertama, saya sudah tidak terlalu ingat, ia datang pukul 11.00 WIB. Duduk di meja depan dan minum air putih. Berkali-kali sampai satu cerek," tutur pemilik kedai nasi, Murna, kepada Tribun Pekanbaru (Tribunnews.com Network), Kamis (9/4/2015).
Hari kedua, Mario kembali ke kedai itu. Lebih pagi, sekitar pukul 10.00 WIB. Duduk di tempat sama, Mario kembali meminta air putih. Menurut Murna, hari itu Mario sempat pergi ke depan bandara.
"Dia selalu minum air putih. Tidak pernah pesan nasi. Pernah membeli rokok, itu hanya dua batang. Rokok tersebut dia bawa ke arah bandara," terang Murna. (Tribun Pekanbaru Cetak)