TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Etik Atiah (42), warga Kelurahan Gending, Kecamatan Kebomas, Gresik, selama delapan tahun mendampingi anak yatim, piatu, janda dan orang lanjut usia (lansia).
Dialah pewaris spirit Raden Ajeng Kartini yang sesungguguhnya, bukan sekadar pesolek mirip RA Kartini.
Bagaimana seorang janda yang punya 4 anak ini bisa mencukupi hidup ratusan anak yatim, piatu, janda dan lansia?.
Etik setiap hari harus keliling untuk menjenguk anak asuhnya, para teman janda dan lansia yang menjadi binaannya.
Masa delapan tahun tidak waktu yang sedikit. Tapi perjalanan itu ditekuni oleh Etik untuk mengabdikan hidupnya di jalan sosial.
Empat anaknya juga membutuhkan biaya sekolah dan kehidupan layak. Walaupun tidak bisa membiayai pendidikan sendiri bagi anaknya, Etik tetap berusaha memberikan semangat dan kesempatan bagi anaknya untuk menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi.
“Anak saya empat, yang paling besar kuliah. Kuliahnya juga melalui yayasan,” kata Etik saat di rumah Salon Aries Jl Veteran, Kelurahan Gending, Kecamatan Kebomas, Selasa (21/4/2015).
Meskipun lembaga Yayasan Riadul Jinan di Kelurahan Gending, Kecamatan Kebomas, yang berarti ‘taman-taman surga’, belum mengantongi izin resmi dari pemerintah tapi Etik tetap semangat.
Anak-anak yatim piatu tersebut tidak ditampung di rumah atau yayasan yang Etik pimpin, tapi mereka masih tinggal bersama keluarga, kerabat dan salah satu orang tuanya.
“Anak-anak itu ada di Kecamatan Kebomas dan Gresik. Ada juga di Kecamatan Sidayu dan daerah Setiap bulan sekali untuk mengadakan pertemuan dan ceramah agama dengan menghadirkan tokoh agama, kyai, ulama sekitar.
“Kami hanya bisa membantu meringankan anak-anak yatim piatu, janda-janda dan lansia. Walaupun belum ada donatur tetap tapi bisa membantu,” kata Etik yang aktif di Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) serta Rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM) Giri Kedaton.