Laporan Wartawan Tribun Jateng, Adi Prianggoro
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Memiliki kantor berukuran besar dan berdiri di atas lahan seluas 16 ribu meter persegi tak lantas membuat Joko Umboro Jati senang. Hampir setiap hari, lelaki yang menjabat Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Terminal Mangkang itu sedih. Pasalnya, ratusan kios di bangunan terminal sepi dan beberapa tahun terakhir tak ada penghuninya.
“Kami rencananya akan meramaikan terminal lewat cara menjadikan sebagian kios menjadi pujasera atau kantin-kantin yang menjual makanan. Para pedagang banyak yang tertarik, namun mereka keberatan atas besarnya biaya sewa yang telah ditetapkan Perda (peratuaran daerah),” kata Joko saat ditemui di kantornya, Rabu (22/04/2015).
Joko menjelaskan, setelah berkonsultasi dengan sejumlah pihak di Pemkot Semarang kemudian diputuskan bila ruko-ruko itu disewakan dengan harga khusus atau diskon. Penyewa diperbolehkan membayar sewa Rp 300 ribu per bulan untuk kios ukuran 3x6 cm. Menurut Joko, jika sesuai ketentuan Perda maka harga sewa semestinya sekitar Rp 540 ribu per bulan.
“Rupanya banyak pegiat bisnis makanan yang tertarik untuk menyewa kios itu. Dari 48 kios yang kami tawarkan, sekitar 32 pedagang menyatakan siap akan menempati kios-kios tersebut,” terang Joko.
Joko mengungkapkan, bila nantinya Terminal Mangkang sudah mulai ramai pengunjung maka pedagang menyatakan kesiapannya untuk membayar tarif sewa sesuai ketentuan Perda. Sedangkan bagi masyarakat atau pelaku bisnis yang hendak menyewa kios di Terminal Mangkang dapat menghubungi bagian Tata Usaha Terminal Mangkang.
“Pujasera akan kami lokalisir di kios-kios sisi sayap timur. Sedangkan sayap barat rencananya akan kami sewakan kios-kiosnya untuk agen penjualan tiket bus. Masih ada juga ratusan kios di lantai dua yang rencananya akan kami jadikan pusat penjualan elektronik dan pakaian,” ungkapnya.