Ketika wartawan bertanya tentang larangan membuka praktik saat bulan Ramadan, Risa menggelengkan kepala. Ia masih kebingungan karena masih satu bulan bekerja di tempat tersebut.
"Saya tidak tahu, gimana nanti saja," ujar wanita muda berwajah manis itu.
Sarjono, Ketua RW 03 Sosrowijayan, yang mana RW tersebut merupakan tempat prostitusi di Yogyakarta mengatakan, kegiatan pengajian ini bertujuan untuk menyambut bulan Ramadan yang semakin mendekat.
Selain itu, ia berpendapat, kehidupan itu harus terus berubah menjadi lebih baik lagi dikemudian hari. Ia melanjutkan, kehidupan tidak bisa terus sama bahkan lebih buruk lagi dari hari ini.
"Di sini kami bukan untuk menghakimi atau menyalahkan mereka yang berprofesi sebagai PSK. Di sini kami bersama-sama untuk menjadi lebih baik lagi," ungkap Sarjono.
Ia melanjutkan, pengajian kali ini diikuti oleh sebanyak 100 orang, yang digabungkan, tanpa dibeda-bedakan.
"Di sini kita satu. Tidak ada yang berbeda. Di sini kita belajar untuk menjadi yang lebih baik lagi," tuturnya.
Gus Miftah mengakatan, ia berceramah bukan untuk mengajak warga dan para PSK untuk bertaubat. Ia berada di sana bukan untuk menghakimi, namun memberi pencerahan dengan pendekatan agama islam.
"Saya di sini hanya berusaha untuk memberi pencerahan. Bukan untuk menghakimi dan mengajak untuk berubah. Perubahan tergantung pada mereka yang ingin berubah. Biarkan Allah yang menunjukan jalannya masing-masing untuk berubah," ujarnya.
Gus bercerita, ada warga yang bertanya apakah sah seseorang yang mabuk namun melaksanakan salat. Lalu sambil tersenyum, ia pun menjawab,
"Sah atau tidaknya Allah yang tahu. Namun lebih baik melaksanakan salat walaupun keadaannya seperti itu, dari pada tidak melaksakannya sama sekali," ujarnya.
Ia berharap, ke depannya ia bisa kembali memberikan materi ceramah di Pasar Kembang. Kegiatan pengajian ini merupakan kerjasama antara warga RW 03 Sosrowijayan, Gus Miftah dan Laskar Jogja. (Septiandri Mandariana)