Laporan Wartawan Surya, Magdalena Fransilia
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pemandangan unik mewarnai Balai Kota Surabaya, Selasa (16/6/15). Sebanyak 722 Pejuang berseragam cokelat yang menunjukkan jumlah tahun kelahiran Kota Pahlawan, memenuhi halaman Taman Surya.
Mereka adalah Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Cabang Kota Surabaya yang mengikuti acara silaturahmi bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, menyambut masuknya bulan suci Ramadan 1436 Hijriah.
Risma yang hadir dalam acara itu juga mengenakan baju ala pejuang Indonesia, menyempatkan diri untuk bersalaman dan foto bersama dengan para veteran yang kebanyakan pria.
Pimpinan LVRI Cabang Surabaya Hartoyik mengatakan, hingga saat ini masih ada ribuan veteran yang masih hidup dan mendiami Kota Pahlawan.
“Ada 2.300-an veteran tinggal di seluruh kecamatan dan kelurahan di Kota Surabaya. Nantinya ketika meninggal sudah disediakan tempat di Taman Makam Pahlawan, tanpa terkecuali veteran perdamaian,” ujar Hatoyik.
Hartoyik mengajak para veteran mengulang kembali mitos kelahiran Kota Surabaya. Ia menceritakan nama Kota Surabaya bermula dari mitos pertempuran Sura (Hiu) dan Boyo (Buaya).
“Tapi ahli sejarah punya hipotesis lain. Nama Surabaya tanda selesainya pertempuran Raden Wijaya dengan Pasukan Tartar dari Tiongkok. Pasukan Tartar akhirnya terusir di Bandar Ujung Galuh yang muara Sungai Brantas. Nama tempat ini diubah menjadi Surabaya yang artinya pahlawan perang,” ungkapnya.
Sementara Slamet Subarko (76), veteran TNI Angkatan Laut sangat menikmati acara itu dan mendukungnya sebagai upaya memperdalam rasa nasionalis warga Surabaya.
“Ini bisa menjadi ajang saling tukar semangat pada anak-anak muda yang hadir. Saya rasa ini sangat baik dilakukan setahun sekali, selain sebagai sarana tukar kabar antara para veteran. Sangat baik memotivasi anak muda sebagai generasi emas penerus bangsa lewat kisah perjuangan veteran,” kata Slamet.
“Saya ingin anak muda saat ini melanjutkan perjuangan veteran. Langkah awalnya dengan membuat program pengenalan pelajar ke situs-situs sejarah Kota Surabaya selama sebulan,” ujar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.