News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat TNI Jatuh

Mereka yang Mengais Untung dari Tragedi Jatuhnya Hercules

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jalan Djamin Ginting, Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara sudah kembali normal sejak Rabu malam kemarin. Meskipun masih terlihat sejumlah anggota kepolisian yang berjaga di sejumlah titik, namun garis polisi sudah dicabut.

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Jalan Djamin Ginting, Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara sudah kembali normal sejak Rabu malam kemarin.

Meskipun masih terlihat sejumlah anggota kepolisian yang berjaga di sejumlah titik, namun garis polisi sudah dicabut.

Sebelumnya, pasca kecelakaan pesawat Hercules C130 di tempat itu, Selasa kemarin, wilayah ini "dipagari" dengan garis polisi.

Garis polisi semula dipasang menutupi ruas jalan mulai dari Simpang Pos, Simpang Simalingkar, dan Simpang Selayang.

Namum kemacetan masih terjadi di dekat lokasi jatuhnya pesawat.

Hal ini karena masih banyak warga yang menjadikan lokasi itu sebagai tempat wisata dadakan.

Mereka pun memadat di sana, dan memaksa aparat kepolisian dan TNI yang berjaga harus mengatur jalannya lalu lintas.

Di lokasi itu saat ini hanya tersisa pecahan-pecahan batu, puing-puing, dan sampah.

Masih ada pula tenda pleton polisi berdiri tepat di depan ruko yang bagian ujungnya tertabrak pesawat.

Salah seorang warga yang datang dari Pancur Batu mengaku sengaja datang karena ingin melihat langsung bagaimana pesawat jatuh dan menabrak bangunan.

"Sengaja aku datang ke sini. Tak ada lagi rupanya pesawatnya. Tinggal pecahan batu dan sampah-sampah aja," kata Marga Turnip.

Begitu juga dengan Yuni, warga Mandala Medan.

Dia datang bersama keluarganya menyewa angkot.

Mereka sudah berencana, selepas shalat Isa ramai-ramai mau melihat pesawat jatuh.

"Sampe di sini cuma macet, jauh kali jadinya parkir angkot kami. Udah jalan, tak ada pulak pesawatnya. Kalo siang kami ke sini, katanya warga yang tak berkepentingan tak boleh masuk. Makanya malam kami datang," ucap Yuni, Rabu malam.

Alhasil, dia dan rombongannya hanya berdiri-diri saja di seberang jalan lokasi jatuhnya Hercules.

Berfoto-foto sebentar, mereka lalu berjalan kembali menuju tempat angkot carterannya.

"Pulang ajalah, udah malam. Lagian tak adanya yang ditengok," kata dia.

Raup rejeki

Sementara itu, pedagang asongan dan kaki lima dadakan menggelar dagangannya hingga malam hari.

Mereka menangguk untung lebih banyak dari biasanya.

Tono, pedagang minuman mengaku tinggal tiga botol teh dingin saja yang tersisa. Padahal, dia membawa 200 botol.

"Biasanya, hanya 50 botol saja yang laku," kata dia.

"Lumayan kalilah, apalagi panasnya gak tanggung tadi. Banyak yang nyari minuman dingin. Rezekilah ini," kata dia sumringah.

"Tentara-tentara sama polisi itu yang paling banyak minum, ada juga orang SAR. Besok jualan lagi aku, siapa tau masih bisa laku banyak," ujar Tono.

Yatti pedagang bakso dan gorengan juga mengatakan hal yang sama. 100 mangkok bakso-nya ludes, begitu juga dengan gorengan.

"Tak ada sisa. Memang panas kali tadi, banyak yang nyari es. Tapi juga lapar. Yang ngangkat-angkat mayat itu banyak beli, tak puasa orang itu," katan dia sambil tertawa.

KOMPAS.com/Kontributor Medan, Mei Leandha

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini