Laporan Wartawan Serambi Indoneisa, Saiful Bahri
TRIBUNNEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Saat terdampar bersama ratusan etnis Rohingya Myanmar lainnya di perairan Aceh, Ismail (13) sebatang kara, tanpa anggota keluarga satu pun bersamanya.
Mukjizat datang, dari atas ranjang dan tangannya terpasang infus, Ismail mendengar kabar gembira dan dapat bertatap muka dengan kakaknya yang masih hidup dan saat ini bermukim di Malaysia.
Peristiwa mengharukan itu terjadi Selasa (30/6/2015) sore, saat Ismail sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Cut Mutia Aceh Utara didatangi tim Channel News Asia dan Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Relawan ACT, Siska, menceritakan kepada Serambi Indonesia, Kamis (2/7/2015), berdasarkan informasi yang dihimpunnya, kakak Ismail yang bernama Nurjannah mengetahui adik bungsunya sudah naik kapal dari Myamnar sekitar tiga bulan lalu. Setelah itu, Nurjannah kembali mendengar banyak warga Rohingya terdampar di Aceh.
Nurjannah nekat ingin tahu apakah adiknya ada di Aceh atau tidak. Ia langsung mendatangi sebuah televisi asal Singapura cabang Malaysia, yakni Channel News Asia.
"Setelah dilacak, tim televisi tersebut akhirnya mengetahui bahwa adik Nurjannah memang berada di Aceh Utara," cerita Siska. Kru televisi itu akhirnya pada Selasa siang mendatangi Siska. Kemudian, mereka langsung dibawa ke tempat Ismail dirawat.
Awalnya mereka hanya mendengar cerita jika Ismail sebelum naik kapal hanya tinggal bersama kakak tertuanya. Ibunya telah meninggal dan bapaknya tak tahu di mana. Dia hanya mengetahui ada satu kakaknya yang lain pergi ke Malaysia sekitar tiga tahun lalu. Tak bisa dipastikan apakah kakaknya masih hidup atau tidak.
“Tapi saat ditunjukkan foto kakaknya, langsung Ismail kegirangan,” kisah Siska.
Setelah itu kru televisi tersebut menfasilitasi Ismail melalui video call berbicara dengan Nurjannah selama satu jam. Setelah berbicara, terlihat rona kegirangan di wajah Ismail yang sudah sebulan ini hanya hidup sendiri di Aceh Utara.