TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Muhammad Rojin, aktor intelektual pembacokan Cabup Mujianto terpaksa harus dibantar RSUD dr Soegiri Lamongan lantaran sakit diare.
Rojin, yang juga penyandang dana ini mulai dirujuk ke RS, Rabu (16/9) malam setelah kondisi kesehatannya tidak dapat diatasi tenaga medis dokes.
Sehari sebelumnya, tersangka sudah diperiksakan dan diobati di Klinik Dokes Polres Lamongan.
Ternyata, sejak diperiksakan pada Rabu (16/9) siang, kondisi kesehatan tersangka tidak malah membaik. Bahkan semakin drop hingga harus dirujuk ke RSUD dr Soegiri.
"Diarenya itu mungkin karena stres,"ungkap Paur Subbag Humas, Ipda Raksan saat dikonfrimasi Surya, Kamis (17/9) siang ini.
Menurut Raksan, kalau diarenya itu akibat makanan rasanya tidak mungkin karena semua tahanan merasakan makanan yang sama.
Ada juga pengaruh daya tahan tubuh tersangka mulai menurun. Selama di dirawat RSUD dr Soegiri, tersangka dijaga ketat petugas. Pengawasannya melekat dan dilakukan selama menjalani rawar inap.
Soal setiap pembesuk, menurut Raksan semuanya diseteril karena polisi tidak mau kecolongan.
Kasusnya penganiayan, makanya jangan sampai ada pihak - pihak lain yang dendam dan kemarahannya dilampiaskan pada tersangka di Rumah Sakit.
Keluarga, dalam arti istrinya boleh jenguk tetapi tetap dalam pengawasann polisi.
"Kalau menunggu, polisi harus membuat pertimbangan. Kalau pembesuk lainnya benar - benar harus diseteril,"tandasnya.
"Polisi tidak mau kecolongan, kita tidak boleh mengganggap enteng,"tandasnya.
Meski kasusnya kriminal biasa, tapi karena ada korban yang terluka maka polisi harus ekstra waspada.
Rojin dirawat, tangan Rojin diborgol dan kaitkan dengan bahu ranjang perawatan.
Apa yang dilakukan polisi iti sudah sesuai dengan standar operasional (SOP) yang ada di kepolisian.
Sementara ada sekitar 6 anggota reskrim juga menjaga di lantai bawah dan di sejumlah sudut ruang Seroja RSUD dr Soegiri.