Laporan wartawan Tribun, Wakos Gautama
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Akibat curiga cinta segitiga, Hendrik kalap dan membunuh istrinya, Santi Fitri, dengan cara yang kejam. Ia menarik Santi hingga jatuh ke jurang dan memukulnya hingga tewas.
Santi ditemukan tewas terbunuh di dekat rumahnya di Kelurahan Ketapang, Panjang, pada Minggu (20/9) pagi.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandar Lampung Komisaris Dery Agung Wijaya menuturkan, peristiwa bermula ketika Hendrik dan Santi ribut mulut di rumahnya pada Sabtu (19/9) sekitar pukul 21.00 WIB.
Satu jam kemudian, Hendrik mengajak istrinya pergi mengendarai sepeda motor. Sampai di Jalan Soekarno Hatta atau bypass, mereka berhenti di pinggir jalan.
"Tersangka lalu menarik tangan korban hingga korban jatuh ke dalam jurang," ujar Dery.
Tidak berhenti sampai disitu, Hendrik mengambil batu yang ada di samping korban. Hendrik memukul kepala belakang korban memakai batu tersebut sebanyak dua kali.
Aksi Hendrik terus berlanjut. Ia membalikkan tubuh istrinya kemudian menghantam batu tersebut ke wajah Santi. Hendrik juga memelintir kepala korban hingga tewas di tempat. Setelah membunuh istrinya, Hendrik melarikan diri.
Hendrik mengaku kalap melakukan pembunuhan itu. Ia merasa emosi karena menduga istrinya selingkuh dengan lelaki lain.
Hendrik menuturkan, pada malam sebelum kejadian, ia melihat bercak darah di kamar mandi.
Entah kenapa, Hendrik naik pitam melihat bercak darah tersebut.
Apalagi saat itu Hendrik dalam kondisi mabuk minuman keras. "Saya ribut mulut dengan istri saya. Saya tuduh dia selingkuh," ujar Hendrik.
Setelah melakukan perbuatan keji tersebut, ia akhirnya sadar telah berbuat salah. Hendrik pun mengaku menyesal telah membunuh istrinya
"Makanya saya menyerahkan diri," ucap Hendrik.
Namun, tutur Dery, Hendrik tidak memiliki bukti apapun bahwa istrinya selingkuh. "Itu hanya tuduhan saja, tidak ada buktinya (istri selingkuh)," ujar Dery.