TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Harun (30) dan Kasiono (35) terluka setelah dianiaya sekelompok orang di sebuah warung tuak Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali, Kamis (8/10/2015).
Kapolsek Banjar, AKP AA Ketut Gede Sena menuturkan, kejadian itu bermula saat kedua korban minum tuak di warung tersebut.
Saat itulah terjadi perkelahian antara keduanya dengan enam orang kelompok berbeda sekitar pukul 18.30 Wita.
Polisi belum mengetahui secara pasti identitas keenam pelaku.
Namun, mereka sudah mengetahui alamat keenam yang diduga berasal dari Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar.
Kedua korban selanjutnya dilarikan ke dua rumah sakit berbeda setelah mengalami luka di bagian kepala.
Harun sempat dirawat di RSU Kertha Usada dan telah diizinkan pulang oleh pihak rumah sakit setelah beberapa saat menjalani perawatan.
Sedangkan Kasiono dirawat di RSU Paramasidhi.
"Kuat dugaan pelakunya ada enam orang, kami belum mengetahui identitas enam pelaku itu. Kami belum mengetahui secara pasti motifnya karena masih penyelidikan. Kami sudah lakukan olah TKP, usai kejadian,” ujar Sena.
Selain itu, polisi juga memeriksa tiga orang pelayan warung, MI (29), RS (40), dan SE (35).
Mereka ketika itu menemani korban dan pelaku ketika sedang minum tuak.
Diduga terjadi kesalahpahaman saat minum tuak di meja berbeda antara kedua kelompok ini hingga terjadi perkelahian.
MI menduga keributan bermula dari saling berebut pesanan lagu.
Di warung tuak itu memang terdapat fasilitas karaoke, tetapi antara pelanggan harus saling bergantian ketika ingin memesan lagu dan bernyanyi.
Keenam orang ini mulai kesal dan melempar kerikil-kerikil kecil ke arah meja korban.
Sempat terjadi percecokan tetapi bisa diredakan.
Namun, saat kedua korban selesai minum dan membayar ke kasir, seorang pelaku yang diketahui bernama UL berlari ke arah korban sambil membawa botol kaca.
Kedua korban mengalami luka-luka di bagian kepala. Diduga karena dipukul menggunakan botol kaca.
Warung tuak itu lokasinya sangat terpencil. Untuk menuju ke lokasi harus terlebih dahulu masuk ke jalan sempit di persawahan sekitar 100 meter dari Jalan Raya Singaraja-Seririt.
Kini warung itu telah dipasangi garis polisi untuk memudahkan proses penyidikan.
"Mohon maaf harus seizin keluarga dulu, keluarga sampai sekarang masih belum datang," kata seorang petugas informasi RSU Paramasidhi.