TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero dan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata, Kamis (15/10/2015).
Direktur Utama PJB, Muljo Adji, mengatakan, setelah PLTS ini operasional, pihaknya akan agresif melakukan pengembangan mencari sumber energi baru untuk pembangkit.
Salah satunya menggunakan sumber energi dari rumput laut.
"Pembangkit listrik berbasis energi rumput laut ini kami rencanakan di Minahasa, Sulawesi Utara dan di Sumenep, Jatim. Rumput lautnya dibentuk sebagai biogas," jelas Muljo disela peresmian PLTS Cirata di Purwakarta, Kamis (15/10/2015).
Untuk proyek PLT biogas rumput laut itu, PT PJB kerjasama dengan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang serta investor dari Belanda. Menurut Muljo, Indonesia memiliki kekayaan rumput laut yang sangat besar dan potensi yang belum diolah maksimal.
Bila dipakai untuk keperluan pembangkit listrik, rumput laut di Indonesia tentunya masih mencukupi. Apalagi investor asal Belanda sudah melakukan pembicaraan dengan PJB.
"Sebelumnya malah meminta biogas dari rumput laut yang mereka (investor) punya. Tapi kami berhasil meyakinkan untuk menggunakan bahan baku rumput laut dari Indonesia saja," lanjut Muljo.
Ketika ditanya berapa nilai proyek PLT biogas rumput laut dan investasinya, Muljo mengaku pihaknya belum tahu karena riset dari Undip juga belum ada hasilnya.
Latihan Soal & Jawaban PKN Kelas 1 SD Bab 2 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Aku Anak yang Patuh Aturan
15 Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas 4 SD BAB 3 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban, Lihat Sekitar
Selain pengembangkan PLT biogas rumput laut, PJB juga akan mengembangkan pembangkit listrik dengan sumber energi angin dan ombak. Tapi keduanya masih dalam tahap perencanaan.
Ketiga sumber energi ini merupakan bagian dari target 25 persen dari road map penggunaan energi terbarukan hingga Tahun 2025 yang dicanangkan pemerintah.
Sementara untuk PLTS Cirata yang peresmiannya dilakukan Direktur PT PLN, Nasri Sembiring, investasinya Rp 28 miliar.
"Investasi ini tidak begitu besar karena sudah berada di areal produksi PJB yang merupakan anak perusahaan PLN dan tidak menggunakan baterai," jelasnya.
Dalam operasionalnya, dari 1,5 hektar panel untuk menangkap sinar matahari, listrik yang dihasilkan mencapai 1 Mega Watt (MW) dan bisa dirasakan pelanggan rumah tangga di tiga kecamatan sekitar PLTS/PLTA Cirata.
PLTS Cirata merupakan PLTS pertama di Pulau Jawa.
Sebelumnya sudah ada di Karangasem, Bali, yang memiliki kapasitas produksi 1 MW, tapi peruntukannya berbeda, tidak langsung ke pelanggan rumah tangga.
PLTS Cirata terpasang dua sistem karena dimanfaatkan sebagai riset terkait pengayaan pengetahuan dan pengalaman untuk aplikasi PLTS skala besar di Indonesia, terutama di luar Jawa.