TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Sembilan kerbau bule koleksi Keraton Kasunanan Surakarta, Jawa Tengah, dibawa melakoni kirab menyusuri jalan protokol pada malam Satu Suro.
Selain kebo bule Kyai Slamet, sejumlah pusaka berupa tombak juga ikut disertakan dalam kirab tersebut.
Ratusan warga terlihat memadati jalan untuk melihat dan sebisa mungkin menyentuh badan kebo bule.
Hal tersebut bagi sebagian orang diyakini bisa mendapatkan berkah.
Tepat tengah malam pukul 00.00 WIB, prosesi kirab kebo bule mulai digelar.
Kirab sembilan kebo bule tersebut dimulai dari Kraton Kasunanan, tepatnya di Kamendungan.
Sebelum memulai kirab, sejumlah ritual dilakukan oleh para abdi dalem keraton.
Salah satunya mengalungkan rangkaian bunga melati kepada setiap kebo.
Kebo bule yang diyakini keturunan Kyai Slamet memang menjadi ikon istimewa milik Keraton Solo.
Setelah semua mengenakan kalung bunga melati, kirab pun dimulai.
Abdi dalem terkadang berbicara kepada kebo bule untuk mengikuti jalur kirab yang sudah ditentukan.
Seakan mengerti, sang kebo pun mengikuti arahan para abdi dalem.
Para abdi dalam mulai sibuk saat iring iringan mendekati kerumunan warga yang menunggu di pinggir jalan.
Beberapa dari mereka yang masih percaya, mencoba menyentuh ataupun mendapatkan kotoran dari sang kebo bule.
"Ini tadi dapat sekar (bunga) dan air bekas jamasan. Biar diberi sehat dan selamat dari Kyai," kata Jumini, warga Solo, Kamis (15/10/2015) dini hari.
Lain lagi dengan warga Boyolali, Bagus, yang berhasil menyentuh badan kebo bule.
"Dari rumah pengin megang saja, tidak ada harapan apa-apa, cuma penasaran saja dengan cerita kebo bule," kata dia.
Sementara itu, menurut Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta, KP Winarno Kusumo, bagi sebagian warga diakui masih percaya dalam perayaan Satu Suro, kebo bule, memberikan berkah.
"Bagi masyarakat Jawa masih percaya tentang hal tersebut. Tetapi bagi yang tidak percaya, ya monggo," kata dia.(M Wismabrata)