Laporan Tribun Jateng, Yayan Isro Roziki
TRIBUNNEWS.COM, REMBANG - Gua Wiyu yang berlokasi di Rembang, Jawa Tengah menjadi perdebatan apakah asli atau buatan manusia.
Pihak yang mempermasalahkan adalah pihak yang menolak adanya pabrik semen di Rembang dengan pihak yang pro dengan pembangunan pabrik semen tersebut.
"Dilihat dari bentuk dan struktur mulut gua, serta ornamen yang ada di dalamnya, Gua Wiyu ini adalah goa alami. Bukan buatan," kata speleolog (ahli tentang gua, red) independent, Arif Jauhari.
Suasana di depan tenda keprihatinan, yang berada di sekitar pintu masuk tapak pabrik Semen Indonesia Rembang, Rabu (22/10) pagi, begitu riuh.
Ratusan warga penentang pabrik semen di Rembang, yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), menantang pihak semen, untuk membuktikan kebenaran status Gua Wiyu, apakah buatan ataukah alami.
"Kami hanya ingin membuktikan kebenaran. Semen Indonesia bisa salah, kita bisa salah, tapi alam tak mungkin berbohong," kata koordinator warga, Joko Priyanto.
Disampaikan Joko, Gua Wiyu dan beberapa sumber mata air di Kendeng tak pernah diakui dan dimasukkan ke dalam dokumen analisa dampak lingkungan (Amdal).
Bahkan, melalui surat pembaca dalam sebuah majalah nasional, Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia, Agung Wiharto, mengklaim bahwa Gua Wiyu adalah gua buatan, bekas pertambangan.
Menurut Faqih, dilihat dari bentuknya Gua Wiyu adalah gua alam. Ini diamini oleh speleolog independent, Arif Jauhari.
"Dilihat dari bentuk dan struktur mulut gua, serta ornamen yang ada di dalamnya, Gua Wiyu ini adalah gua alami. Bukan buatan," kata Arif, yang juga lulusan Fakultas Geografi UMS.
Di samping itu, menurut Arif, Gua Wiyu juga merupakan tempat resapan air. Air yang meresap dari Gua Wiyu tersimpan di Cekungan Air Tanah (CAT) Watu Putih.