TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Diduga terkait sengketa eks perkebunan, sekitar 36 kepala keluarga (KK) di Desa Soso, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, kini kehilangan tempat tinggalnya.
Itu karena rumah mereka dibakar orang tak dikenal.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (23/11) siang lalu, namun tak dilaporkan ke polisi.
Alasannya, warga takut, kalau para pelakunya malah kian membabibuta. Justru, warga memilih mengadukan nasibnya ke Pemkab Blitar.
Selasa (1/12) siang, mereka mendatangi Pemkab Blitar, dengan didampingi anggota LSM KRPK (komite rakyat pemberantasan korupsi).
Selain berorasi, pendemo juga membeberkan foto-foto rumahnya saat dibakar.
Di foto itu, rumahnya tak tersisa atau rata dengan tanah akibat hangus dibakar orang tak dikenal.
Termasuk, mereka juga membawa gubuk-gubukkan, yang merupakan simbol kalau dirinya kini tinggal di gubuk atau tenda dari terpal.
Tak ketinggalan, mereka juga membentangkan spanduk, yang bertuliskan,"pak bupati, rumah saya sudah bakar dan kami tak punya tempat tinggal dan kini kami tinggal di mana, prilakumu kok koyok preman,".
"Pak Bupati, kedatangan kami ke sini itu, untuk memberi tahu, kalau kami sudah tak punya tempat tinggal lagi."
"Sebab, rumah kami sudah dibakar orang dan kami dipaksa untuk pergi dari lokasi itu oleh sekelompok orang," tutur Andre Purwanto (28), anggota LSM KRPK sewaktu berorasi.
Menurutnya, cara-cara yang dilakukan pelaku itu tak manusia.
Mereka datang dengan berjumlah 10 orang, kemudian mengedor-ngedor pintu rumah warga.
Mereka menyuruh warga, mengeluarkan perabotan rumahnya siang itu, karena rumahnya akan dibakar.