TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Kesal sang ibu menikah secara siri dengan brondong, dua kakak-adik asal Dusun Rangkah Lor, Desa Bluru Kidul, Sidoarjo, secara beringas menganiaya ayah tirinya.
Penganiayaan tersebut terjadi lantaran kakak-adik bernama Saiful Arifin (26) dan Pirnando (22) itu merasa ibunya telah dibohongi oleh sosok ayah tirinya (Nardi) yang tergolong brondong jika dibandingkan dengan ibunya (Anik Suharyati) yang sudah berusia 42 tahun.
"Saya kesal dengan kelakuan orang itu (Nardi)," ujar Pirnando saat menjawab pertanyaan awak media, Selasa (8/12/2015).
Peristiwa penganiayaan itu terjadi pada Minggu (6/12/2015). Saat itu, Pirnando dan kakaknya Saiful baru pulang dari bekerja serabutan di Situbondo.
Ketika bekerja di luar kota, Pirnando dan Saiful jarang pulang. Dalam satu atau dua bulan, mereka hanya bisa sekali pulang itupun hanya sehari atau dua hari saja.
Keduanya kaget bukan kepalang ketika melihat ayah tirinya, Nardi (33), asyik-asyikan tidur di tempat tidur ibunya, sementara mereka tidak mengenal sosok Nardi.
"Dia (Nardi) lagi klesetan. Kok enak bener. Langsung kami pukuli," sambungnya.
Saiful menganggap, Nardi yang berasal dari Blora, Jateng, ini hanya memanfaatkan ibunya.
Pekerjaan Nardi sebagai buruh bangunan yang tidak setiap hari bekerja ini dirasa tidak memberikan kontribusi apa-apa terhadap pemasukan ekonomi keluarganya.
Keduanya menganggap Nardi sama seperti pengangguran,karena tidak setiap hari ada job-job-an.
Padahal, tiap bulan Saiful dan adiknya mengirimkan uang ke ibunya untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Kakak-beradik ini merasa uang hasil jerih payahnya dipakai secara cuma-cuma oleh Nardi.
"Orangnya kayak gitu, pagar makan tanaman, cuma nyusahin aja. Saya tidak terima ibu saya diperalat," tandas Saiful.
Saiful menuturkan jika memang serius menjalin rumah tangga, seharusnya Nardi menikahi secara resmi ibunya. Nardi pun juga akan bekerja keras seperti dirinya dan adiknya, bukan sekedar sebagai benalu.
"Nikah siri tidak memberitahu kami, ini mana ada itikad baik," ucapnya.