Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kepala Unit Reserse Kriminal Polsekta Helvetia, Ajun Komisaris Hendrik Temaluru menyebut bahwa kawanan perampokan tidak hanya menggunakan golok saat beraksi.
Mereka juga kerap menggunakan cara lain untuk merampok.
"Dari hasil pemeriksaan para tersangka, mereka pernah merampok dengan menggunakan petasan. Saat itu, pelaku melemparkan petasan di dekat korban," ungkap Hendrik, Selasa (22/12/2015).
Saat korbannya kaget dan teralihkan, para pelaku kemudian menerobos dan merampas harta benda korban.
Kebetulan, kata Hendrik, cara-cara menggunakan petasan digunakan untuk merampok mereka yang baru saja keluar dari anjungan tunai mandiri (ATM).
"Petasan digunakan untuk mengalihkan perhatian korbannya. Saat lengah, pelaku kemudian menjebol pintu mobil korban dan mengambil semua barang milik korban," kata Hendrik.
Sementara itu, keempat tersangka yang diamankan masing-masing Maru Jhonson Harlex Gultom (22), Willy Septiadi (19), Sutopo (18), dan Alexander Abraham Sitepu (19) mengaku ide menggunakan petasan disepakat secara bersama. Kata para tersangka, ide itu cukup efektif.
"Kami pakai petasan kalau mau merampok nasabah saja pak. Itu untuk mengalihkan perhatian saja," ungkap tersangka Sutopo alias Topo.
Topo mengaku, saat korbannya kaget, otomatis korban akan kehilangan konsentrasi. Dengan demikian, aksi perampokan pun berjalan lancar.
"Kalau mobil, enggak lama buka pintunya pak. Setelah terbuka, langsung kami ambil barangnya," kata pecandu sabu-sabu ini.