News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polda Kalbar Capai Target, Namun Kapolda Sesalkan Bendera Tengkorak Masih Beredar

Penulis: Novi Saputra
Editor: Wahid Nurdin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolda Kalbar, Brigjen Arief Sulistyanto (tengah) saat menyampaikan rilis akhir tahun bersama jajarannya di Graha Katulistiwa Mapolda Kalbar

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Novi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK  -  Meskipun banyak program dengan hasil positif yang diraih Polda Kalbar, masih ada yang masih disesalkan Kapolda Kalbar, Brigjen Pol Arief Sulistyanto.

Keberhasilan yang paling mencolok menurut data yang disajikan adalah menurunnya tingkat kejahatan berdasarkan laporan (LP) dan penyelesaian perkara dibanding tahun 2014.

"Data ini rill, apa yang kami sajikan," kata Arief Rabu (30/12/2015) di Mapolda Kalbar

Ada delapan jenis kejahatan antara lain konvensional, transnasional, kekayaan negara, kontijensi, pelanggaran pidana, gangguan terhadap orang, gangguan terhadap barang dan bencana alam.

Dari delapan item ini pada 2014 tercatat sebanyak 8302 laporan dengan penyelesaian 4614 atau sebesar55.6 persen LP berhasil diselesaikan, sementara pada 2015 ada 6170 laporan dengan tingkat penyelesaian hingga 72.8 persen.

"Turun 2132 laporan atau 25,7 persen dibanding tahun sebelumnya," kata Arief

Kata Arief kejahatan yang paling bersinggungan dengan masyarakat yakni kejahatan Konvensional mengalami penurunan sebesar 2011 kasus atau 26.2 persen dibanding tahun sebelumnya.

Penurunan kejahatan yang sangat signifikan ini kata Arief adalah sebab seluruh kepala satuan bersama kasatwil dan anggotanya tidak ingin mendapatkan bendera tengkorak yang rutin ia bagikan jika ada satuan yang tidak bekerja maksimal.

" Mereka berlomba-lomba, ada persaingan yang positif disini agar tidak dapat bendera tengkorak," katanya.

Bendera tengkorak dan bendera jempol bagi yang berhasil melakukan program memang menjadi agenda rutin setiap Anev di Polda Kalbar.

Indikatornya satuan kewilayahan harus mampu menurunkan 15 persen angka kejahatan setiap bulannya, meningkatkan 15 persen penyelesaian perkara, selain pengungkapan juga menggelar operasi preemtif dan preventif yang berkesinambungan ditengah masyarakat..

" Strategi proactive policing sudah berjalan tepat, ini melebihi data rata-rata senasional ," kata Arief yang masuk sebagai Kapolda Kalbar pada pertengahan 2014 ini.

Sejumlah prestasi juga didapat selama kepemimpinan Brigjen Arief, setidaknya ada empat piagam penghargaan yang menunjukkan kinerja Polda Kalbar semakin baik.

Pertama adalah piagam penghargaan Polda Kalbar meraih peringkat keempat dalam Indek tata Kelola Organisasi Kepolisian tahun 2015, kedua penghargaan peringkat ketiga dalam akuntabilitas pelayanan publik dengan predikat nilai B yang bersanding dengan dua Polda besar yakni Polda Sumsel dan Polda Metrojaya.

Penghargaan ketiga yakni penerapan zona integritas menuju zona bebas wilayah dari Korupsi melalui Polresta Pontianak, penghargaan terakhir adalah peringkat pertama dalam pengelolaan keuangan dari pemerintah pusat dari mentri keuangan yang diserahkan melalui perbendahaan kantor wilayah Kalimantan Barat.

Untuk pelanggaran yang dilakukan oleh internal juga mengalami penurunan yang signifikan, dari jenis pelanggaran tata tertib, disiplin, kode etik dan pidana terdapat penurunan 152 kasus atau 14,7 persen dibanding tahun 2014.

Sanksi yang dijatuhkan berupa surat keputuan Pecat Tidak dengan Hormat pada 2015 adalah sebanyak 18 anggota dan 14 anggota mendapat rekomendasi pemecatann dibanding 2014 sebanyak 16 anggota mendapat skep PTDH dan 24 mendapat rekomendasi pemecatan.

" Kita zerro tolerance, salah ya salah dijatuhkan hukuman sesuai peraturan dan tingkat kesalahan. meski mengalami penurunan, namun saya sesalkan masih saja ada yang berbuat kesalahan, lumrahnya manusia," kata Arief. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini