Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Novi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Manajer Area Pelayanan dan Distribusi Pelanggan (APDP) PLN Wilayah Kalbar, Ricky Cahya menuturkan pada awal Februari nanti daya listrik yang dibeli dari perusahaan listrik Syarikat Sarawak Electrical Supply Corporation (Sesco) Berhad (Bhd) akan masuk ke dalam sistem guna melayani pelanggan PLN Kalbar.
"Sutet Sarawak dan Bengkayang sudah siap, sekarang dalam pengujian antara pihak kami dan Malaysia," katanya di Kantor PLN Wilayah Kalbar, Jumat (15/1/2016).
Daya listrik dari Malaysia yang akan masuk ke jaringan PLN Wilayah Kalbar direncanakan sebesar 50 MW pada siang hari dan 230 MW saat malam hari.
Angka ini direncanakan mampu memenuhi kebutuhan kelistrikan Kalbar yang masih menunggu penyelesaian pembangunan PLTU 1, 2 dan 3 Kalbar.
Kata Ricky, ada perhitungan keuntungan dari pembelian daya listrik dari Malaysia, dengan asumsi 1 Kwh seharga Rp 1500, jika sudah beroperasi efektif nanti maka akan dapat dihemat Rp 3,5 Miliar perhari.
"Kalau produksi pake bakar minyak (PLTD) bisa Rp 2500 sampai Rp 3000, jadi lebih murah beli disana, dan juga ini adalah kebijakan pusat guna memenuhi kebutuhan listrik masyarakat ," kata Ricky
Kata Ricky banyak halangan selama proses pembangunan jaringan hingga gardu induk di Bengkayang, seperti pembebasan lahan hingga musim penghujan yang datang lebih awal sehingga lumayan mengganggu pengerjaan infrastruktur.
Belum lagi seringkali terdengar ungkapan jika PLN tidak nasionalis lantaran membeli daya PLN Malaysia.
"Kalau orang tanya mengapa beli listrik Malaysia, jawabannya lu mau padam apa nggak ," kata Ricky.
Sebelumnya Kepala Bidang Niaga PLN Wilayah Kalimantan Barat, Iman Faskasyana mengatakan selama Januari 2016 masih mengalami defisit daya listrik hingga 24 MW. Kondisi itu membuat PLN harus melakukan pemadaman bergilir. (*)