Laporan wartawan Surya, Sri Wahyunik
TRIBUNNEWS.COM, SUKUN - Siswa kelas X jurusan Agribisnis SMKN 1 Kota Malang, berinisial An dikabarkan menjadi korban seseorang yang mengaku polisi.
Hal tersebut menambah daftar panjang korban dari kasus serupa yang terkuak sebelumnya.
Aksi polisi gadungan kali ini terbilang berani, sebab dilakukan di sekitar SMKN 1 Kota Malang. Peristiwa itu terjadi Selasa (26/1/2016) di gerbang selatan yang menuju jurusan Agribisnis.
Ketika itu An terlambat masuk kelas. Ia bersama seorang teman sekelasnya datang terlambat.
Teman sekelasnya, sudah nyaris tiba di ruang kelas, sementara An masih berada di sekitar pintu gerbang ketika tiba-tiba seorang laki-laki berbadan tegap menghampirinya.
Laki-laki itu mengajak An berbincang. Dia mengaku sebagai anggota Intel kepolisian.
Laki-laki itu mengancam An yang datang terlambat.
An merasa takut. Ia pun hanya bisa pasrah ketika laki-laki itu memaksa An ikut dengannya. An pun hanya bisa pasrah dibonceng.
"Ketika murid kami dibawa laki-laki itu, teman sekelasnya yang juga terlambat datang ke sekolah melihatnya. Ia kemudian melaporkannya ke guru wali kelas," ujar Joko Utomo, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMKN 1 Kota Malang kepada Surya, Sabtu (30/1/2016).
Laki-laki itu membawa An ke Jalan RE Martadinata. Mereka berhenti di sebuah warung.
Laki-laki itu memesan teh di warung tersebut. Laki-laki itu sempat bertanya apakah An menyimpan film porno di ponselnya.
Tidak berselang lama, ponsel An berbunyi. Ternyata dari sang wali kelas.
An langsung menerima telepon sambil menangis. Sang wali kelas bertanya di mana keberadaan An.
Guru itu berpesan agar tidak mau diajak laki-laki tak dikenal itu dan akan dijemput satpam sekolah.