TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Kades Mlese, Hary Wibawa, mengaku kaget dengan penangkapan seorang warganya.
Dikatakannya, Jaka merupakan warga yang gampang bergaul meskipun ada beberapa kejanggalan pada kelakuannya di masyarakat.
"Saya diberitahu oleh Pak Kapolsek Ceper tentang penangkapan tersebut sekitar pukul 14.00 WIB. Sesampainya di situ prosesnya (penangkapan) sudah selesai. Yang ada hanya penyitaan, buku-buku dan bukti kertas transfer," ucapnya, dihubungi Tribun Jogja.
Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti teror menangkap Jaka Mulyanta (44), terduga simpatisan teroris jaringan Santoso.
Ia ditangkap seusai Salat Jumat sekitar pukul 12.45 WIB, di sekitar kediamannya di Dukuh Ngaran, Desa Mlese, Kecamatan Ceper-Klaten, Jl Solo-Jogja KM 4, Jumat (12/2/2016) kemarin.
Sejauh pengetahuannya, Jaka berprofesi sebagai seorang tabib akupuntur.
Dari informasi yang didapatnya, Jaka pernah memiliki seorang murid akupuntur.
Setelah ahli, murid pun hendak mendirikan praktik di Poso.
Selama proses pendirian itu, Jaka memang seringkali mengirim obat-obatan dan bahan-bahan herbal ke daerah itu.
"Keterangan itu saya peroleh dari cerita keluarganya," tutur Kades Mlese.
Menurutnya, dalam bermasyarakat Jaka dikenal baik.
Bahkan beberapa kali dirinya berdiskusi tentang obat herbal kepada warganya itu.
Hal itu berkaitan dengan pemanfaatan dana desa untuk pengembangan tanaman obat.
"Sering sharing dengan saya. Diantaranya pengembangan apotek hidup. Kan ada program dana desa, tujuannya biar masyarakat sekitar juga tahu mengenai tanaman warisan nenek moyang," imbuhnya.