Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat Institus Teknologi 10 November Surabaya menolak tawaran menyusun dokumen reklamasi Teluk Benoa.
Anggota DPD RI asal Bali, Gede Pasek Suardika, mengapresiasi sikap ITS dan meminta elite akademisi di Bali mengikuti jejak serupa.
"Perguruan tinggi di Surabaya seperti ITS bersikap tegas, tertulis menolak. Tentu saya merindukan juga petinggi kampus di Bali jengah. Jangan malah lengah," ucap Pasek kepada Tribun Bali, Senin (14/3/2016).
Saat ini masyarakat adat berjuang sendiri karena ditinggalkan pemerintah dan wakil rakyatnya. Tak dipungkiri, kekuatan kampus harus hadir dalam persoalan ini.
"Jika ITS Surabaya secara kelembagaan peka dengan gejolak sosial budaya di masyarakat adat Bali, tentulah petinggi kampus di Bali semestinya juga menunjukkan kepekaannya. Bukan menunjukkan ketakutan atau ketidakpeduliannya," harap dia.
Pasek mengaku sedih melihat ada kampus justru tampil sebagai corong pendukung reklamasi, sementara masyarakat adatnya menolak. Bahkan, ada Kampus sampai mendatangkan pembicara dari luar segala, hanya untuk sekadar menunjukkan dukungannya.
" Semoga saja ada arus balik untuk bersatu berjuang bersama adat. Memang ada tokoh kampus secara personal ikut berjuang. Namun institusi juga harus terlihat juga," kata dia.