News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jangan Anggap Sepele, Evakuasi Korban Kecelekaan Ada Panduannya

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polwan Polantas memberikan pertolongan pada korban kecelakaan di Jalan Sudirman, Pekanbaru, Sabtu (5/3/2016).

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Tanggap menolong korban kecelakaan lalu lintas sangat terpuji, tapi Anda harus tahu caranya agar luka korban lebih parah atau mengakibatkan kematian.

Untuk mengetahui cara mengevakuasi korban lalu lintas, 240 orang mengikuti Skill Station Pendidikan Kemasyarakatan yang diselenggarakan RSUD Tugurejo.

Instruktur acara ini, Endrawan W mengatakan, alih-alih menyelamatkan, penanganan salah terhadap korban kecelakaan bisa berakibat fatal, bahkan dapat mengancam nyawa korban.

Menurut dia, tak sedikit masyarakat banyak masih awam dan tidak mengetahui prosedur penanganan kegawatdaruratan secara benar.

"Masyarakat perlu mendapatkan edukasi soal penanganan kegawatdaruratan sebelum mendapat perawatan medis. Jangan sampai kondisi korban malah semakin parah akibat penanganan yang salah,"kata Endrawan, Sabtu (19/3/2016).

Ada empat tahapan penanganan kegawatdaruratan yang pelru diketahui, yakni initial assesment atau pengkajian awal, bantuan hidup dasar (BHD), fiksasi, dan transportasi atau proses evakuasi.

Kesalahan penanganan pertama pada korban, menurut Endra, biasanya terjadi pada tahap transportasi atau evakuasi korban.

"Karena panik, korban langsung dibopong ke mobil tanpa memperhatikan prosedur evakuasi yang benar. Sehingga luka retak korban tambah parah," sambung dia.

Endrawan mencontohkan, organ yang berisiko patah saat terjadi kecelakaan, terutama di jalan raya, adalah tulang leher. Karena korban biasanya jatuh terpental.

Penanganan untuk korban yang diduga menderita patah leher ini harus ekstra hati-hati. Jika sampai salah posisi dalam mengangkat kepala korban, luka patah leher bisa semakin parah sampai menyebabkan kematian.

"Untuk mengangkat, leher harus disangga. Jika tidak ada alat medis, bisa dengan kardus atau sandal," terang Endrawan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini