Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kompleks rumah susun (rusun) Kulalet di Jalan Raya Banjaran, Kelurahan/Kecamatan Baleendah, sudah lama kosong.
Sejak ditinggalkan para penghuninya, beberapa tahun lalu, bangunan ini tak terurus.
Dinding retak-retak dan atapnya nyaris roboh.
Di bagian depan, rumput-rumput tumbuh memenuhi halaman, dan tingginya hampir satu meteran. Kaca-kaca jendela pecah.
Banyak lantai rusak dan sudah ditumbuhi tanaman liar.
Rumah susun ini hanya berjarak beberapa meter di belakang Puskesmas Baleendah.
Selain musala, ada dua gedung berlantai empat di kompleks rumah susun ini.
Aminah (75), warga yang tinggal di pinggir rumah susun Kawalet, mengatakan rumah susun ini mulai ditinggalkan penghuninya, sekitar enam tahun lalu, setelah gempa besar melanda Kecamatan Pangalengan.
"Dulu hampir semua rumah susun terisi. Tapi kemudian, ditinggalkan begitu saja oleh para penghuninya, sampai akhirnya kosong," kata Aminah di depan rumahnya, pekan lalu.
Karena tak pernah ada yang datang untuk mengurusnya, warga, menurut Aminah, sudah menganggap bahwa rumah susun ini memang dibiarkan oleh pemerintah sampai nanti ambruk.
"Cuma satu orang yang masih tinggal di rumah susun ini, katanya perempuan yang kurang waras. Pakaian yang di dalam itu punya dia. Di rumah susun ini ada ularnya. Suka ke belakang rumah saya, dan saya usir biar ularnya kembali lagi ke rumah susun," kata Aminah.
Beberapa kali, ucap Aminah, rumah susun yang jadi menakutkan ini bahkan dipakai acara uji nyali oleh beberapa stasiun televisi.
"Sayang sekali, padahal dulu rumah susun ini sangat ramai," ujarnya.
Setelah para penghuni satu-persatu meninggalkannya, barang-barang yang ada di rumah susun ini, kata Aminah, banyak yang menjarah.
"Warga sekitar sering mendengar banyak pengembang yang ingin membangunnya lagi. Tapi karena katanya rumah susun ini akan dirobohkan menggunakan dinamit, warga menolaknya," kata Aminah. (sam)