"Attitude dia, yang berujung menjelekkan nama sekolah, menjelekkan kota dia tinggal, dan nunjukin kalau kawan2nya juga ga berattitude baik. Kasihan ya, harusnya segera di tindak lanjuti ini ah, sebelum dia merasa bangga followers makin banyak dan dia kira ini semua ujian untuk menaikkan pencitraan diri.hahahaha"
rryy2: Dek sonya...sanksi sosial lebih serem dek. Lain kali hati hati ya, apalagi sama orang yang lebih tua dijaga tata kramanya. Pasti dulu di sekolah diajarin budi pekerti yg baik kan?"
"Diterapkan ya. Akui kesalahan, lalu minta maaf, jangan lupa maafkan diri sendiri juga. Semoga lulus UAN dengan nilai yg baik"
Dari sekian banyak komentar yang masuk ke Instagram-nya, tidak sedikit pun ditanggapi Sonya. Ia hanya memilih diam tanpa respon.
Peristiwa ini bermula usai Ujian Nasional (UN) para siswa SMA di Kota Medan menggelar konvoi.
Saat konvoi tersebut polisi menangkap sebuah mobil Honda Brio karena membuka kap belakangnya di Jalan Sudirman dekat Hotel Polonia.
Saat diamankan polisi, penumpang mobil wanita cantik yang masih berseragam SMA marah-marah dengan Ipda Perida Panjaitan yang mau menilang.
"Oke Bu, saya tidak main-main ya, saya tandai Ibu. Saya anak Arman Depari," katanya dengan menunjuk-nunjuk Polwan tersebut, Rabu (6/4/2016).
Sementara itu, Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjend Arman Depari membantah anaknya yang melakukan sikap arogan dan marah-marah kepada Polwan Ipda Perida Panjaitan, karena mau ditilang.
"Anak saya tidak ada perempuan, yang diberitakan itu bukan anak saya. Tiga orang anak saya laki-laki dan tinggal di Jakarta tidak ada di Kota Medan," katanya kepada wartawan yang dihubungi via seluler, Rabu (6/4/2016) malam.
Informasi yang berkembang, saat ini Satlantas Polresta Medan sedang memburu mobil yang digunakan untuk konvoi tersebut.