Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU- Sampai saat ini, polisi belum memastikan terjadinya penjualan orang (human traficking) pada delapan orang perempuan yang diamankan di salah satu hotel di Pekanbaru.
Perempuan-perempuan asal Indramayu berusia 20 sampai 25 tahun itu tersebut terjaring dalam operasi preman dan premanisme Polda Riau dengan sandi Operasi Bina Kusuma.
Menurut Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo mengatakan, delapan perempuan tersebut selanjutnya diserahkan ke Dinas Sosial untuk tindaklanjutnya.
"Dalam pemeriksaan tidak didapatkan adanya penjualan manusia. Jadi tindak lanjutnya dilakukan Dinas Sosial, " terang Guntur, Selasa (12/4/2016).
Delapan perempuan yang diamankan rata-rata Asal mereka dari Indramayu dan memang sengaja datang mencari pekerjaan di Pekanbaru.
"Informasinya ada yang mengkoordinir hingga mereka datang. Jadi itu masih kita lidik, " ujar Guntur.
Pekerjaan kedelapan perempuan tersebut melayani tamu hotel dan diberikan fasilitas mess oleh pengelola hotel.
"Belum ada dipekerjakan sampai tempat hiburan malam. Namun kita akan lidk lebih lanjut," kata Guntur.
Selain mengamankan delapan orang perempuan muda, operasi tadi malam juga membawa 4 orang lelaki ke Mapolda Riau.
Empat lelaki tersebut satu diantaranya kedapatan membawa senjata api, SP (32) seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Rokan Hilir.
Dalam pemeriksaan senjata api tersebut lebih mirip seperti senjata genggam jenis FN kaliber 9 milimeter.
Polisi juga menyita tujuh peluru hampa.