Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Empat gurandil (penambang liar) tertimbun saat mencari emas kawasan milik PT Antam di Gunung Pongkor, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Jumat (15/4/2016).
Keempatnya tertimbun ketika masuk ke lubang bernama Balon di daerah Butak Lubang Tongrek/Tepus sekitar pukul 07.00 WIB.
Informasi yang dihimpun Tribun, keempat gurandi yang tertimbun itu diketahui bernama Fakih (25), Gugun Gunawan (20), Boy (25), dan seorang pria yang belum diketahui namanya.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono, mengatakan, awalnya ada tujuh warga yang masuk ke lubang balon sebelum kejadian.
Ketujuhnya bertemu dengan seseorang yang sedang mengambil bebatuan emas di tengah perjalanan ke dalam lubang.
"Tiba tiba terjadi ambruk dan menimpa seorang yang sedang mengambil bebatuan itu dan tujuh orang yang baru masuk itu," ujar Sulistyo melalui pesan singkatnya, Jumat (15/4/2016) malam.
Adapun empat gurandil selamat dari peristiwa tersebut. Mereka, yakni Minta (25), Rendi (20), Deri (20), da Didin Saefulloh (23). Mereka selamat setelah mencoba keluar dari timbunan tanah dan batuan yang menutupi lubang balon tersebut.
Soal IPAS Kelas 4 SD BAB 3 Gaya di Sekitar Kita Bagian B dan Jawaban, Magnet Sebuah Benda yang Ajaib
Soal & Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP Bab 2 Kurikulum Merdeka : Iklan, Slogan dan Poster
Berdasarkan keterangan, Minta melihat jelas tiga temannya dan seorang yang ditemuinya di lubang balon tertimbun bebatuan.
"Kami mengamankan tiga orang yang selamat, yakni Minta , Rendi, dan Didin untuk dimintai keterangan. Sedangkan Deri dibawa ke puskesmas terdekat karena mengalami luka," ujar Sulistyo.
Dikatakan Sulistyo, Polres Bogor telah membentuk tim untuk mengecek ke lokasi kejadian dan melakukan proses evakuasi jika memungkinkan.
Sejauh ini proses evakuasi belum bisa dilakukan lantaran medan dan cuaca jika tidak memungkinkan.
"Proses evakuasi bisa dilakukan dan akan kembali dilakuak dengan membentuk tim evakuasi kekuatan besar," ujar Sulistyo singkat. (*)