TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Klinik Penta Medika di Jalan Teuku Umar Barat No. 88, Denpasar, Bali digegerkan oleh penemuan orok berjenis kelamin perempuan di dalam tong sampah toilet IGD klinik tersebut.
Adalah Aprilis Seftian Maga (23), seorang petugas cleaning service di klinik tersebut, yang pertama kali menemukan orok itu Minggu (17/4/2016) sekitar pukul 06.15 Wita.
Hingga Minggu (17/4/2016) sore, belum ada titik terang mengenai identitas pelaku yang telah membuang orok tidak berdosa itu di dalam tong sampah.
Kepada petugas kepolisian yang tiba di tempat kejadian perkara (TKP), Aprilis mengaku saat itu ia tengah membersihkan dan mengumpulkan sampah di seluruh ruangan di seputaran Klinik Penta Medika.
Kebetulan saat itu ia menggantikan rekannya Robert yang bekerja dari pukul 22.00 hingga 06.00 Wita.
Baru saja selesai membersihkan ruangan IGD, dan hendak mengambil sampah di tong sampah yang terletak di toilet IGD, Aprilis merasakan tong sampah tersebut lebih berat dari biasanya, kendati dalam tong sampah tersebut tidak begitu banyak terdapat sampah.
Setelah isi tong dituang ke kantong sampah, barulah Aprilis menyadari bahwa di antara tumpukan sampah medis, ada sesosok orok tertimbun di dalamnya.
"Saya sedang membersihkan ruangan seperti biasa, tapi sewaktu saya angkat plastik tong sampah dan mau mengeluarkan sampah di dalamnya, rasanya plastik itu lebih berat dari biasanya. Padahal sampahnya nggak begitu banyak. Tapi waktu itu ya saya nggak terlalu ambil pusing. Baru setelah saya tuangkan sampahnya di kantong plastik yang lebih besar, saya lihat ada orok tercampur di antara sampah medis," ujar Aprilis, pekerja cleaning service yang tinggal di seputaran Jalan Hang Tuah, Sanur ini.
Melihat orok itu, ia sontak terperanjat dan langsung memberitahukan perihal kejadian tersebut kepada Dokter Yuli Aryanti (36) yang tengah menangani pasien di ruang IGD.
Selain itu, Aprilis juga memberitahukan ikhwal adanya orok di dalam tong sampah tersebut kepada Kadek Tutik Andayani (24), perawat yang tengah berjaga di resepsionis klinik.
Oleh dokter Yulia, orok kemudian diangkat dari tumpukan sampah dan dimasukkan ke dalam kardus kecil, lalu diletakkan di atas tempat tidur pasien untuk diperiksa.
"Saya mulai bertugas jam 6 pagi. Waktu itu saya nggak begitu memperhatikan ada pasien yang masuk ke IGD. Kemudian sekitar jam 9 pagi, saya kebetulan memeriksa pasien di ruang IGD. Nah saat melakukan pemeriksaan itu, saya tidak melihat ada orang yang masuk. Setelah ada kabar bahwa petugas cleaning service menemukan orok dari tong sampah toilet IGD, saya langsung mengeceknya, melakukan pemeriksaan. Ternyata orok tersebut telah meninggal dunia. Selanjutnya orok saya balut dengan selimut kemudian dimasukkan ke dalam kardus," terang Yulia.
Sementara itu, Kadek Tutik Andayani yang kala itu sedang berjaga di bagian resepsionis, mengaku tidak melihat ada pasien atau perempuan sedang hamil yang masuk ke klinik.
"Saya mulai tugas jaga jam 6 pagi. Mulai bertugas jaga sebagai perawat, saat itu saya berada di resepsionis depan. Saya tidak melihat ada pasien perempuan yang hamil saat itu, apalagi yang sampai masuk ke ruang IGD," akunya.
Kadek kemudian melaporkan penemuan orok tersebut ke petugas kepolisian.
Sekitar 45 menit kemudian, tim dari Polresta Denpasar mendatangi TKP dan langsung melakukan identifikasi.
Menurut salah seorang petugas identifikasi, dari pemeriksaan awal, tidak ada tanda-tanda luka pada tubuh orok tersebut.
Perkiraan awal, orok tersebut berusia 6 bulan.