Laporan Wartawan Surya, David Yohanes
TRIBUNNEWS.COM, GONDANGLEGI - Satu per satu sampai belasan jumlahnya, pelayat di rumah almarhumah Ngasiah (65), bertumbangan seperti orang kesurupan.
Hampir dipastikan mereka yang jatuh tersungkur, menahan mual dan muntah, baru saja menyeruput kopi yang dihidangkan sahibul bait warga Dusun Sonokembang, Desa Sepanjang, Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Kepala Desa Sepanjang, Syaiful Anwar, mengungkapkan kondisi saat itu sangat tegang karena pelayat yang belum menyetuh kopi menangis melihat mereka yang bertumbangan.
Polisi meminta keterangan pelayat korban keracunan kopi yang menjalani perawatan di Puskemas Gondanglegi, Kabupaten Malang, Selasa (19/4/2016). SURYA/DAVID YOHANES
"Saat itu masih sibuk-sibuknya mengurus jenazah, termasuk melaksanakan salat gaib,” Syaiful memastikan tak ada unsur kesengajaan dalam peristiwa Selasa (19/4/2016) pagi.
Agar tak terulang di kemudian hari, ia meminta warga tetap meneruskan tahlil di rumah duka tanpa tuan rumah menyuguhkan kopi kepada para pelayat.
"Cukup air mineral saja,” beber Syaiful.
Polisi dan petugas kesehatan telah mengumpulkan barang bukti untuk mengungkap penyebab keracunan meliputi bekas muntahan, sisa kopi dalam teko, sisa kopi dalam gelas, kopi dan gula dalam kemasan, serta air yang digunakan untuk membuat kopi.
Setelah mendapati sejumlah warga keracunan, warga melapor ke Polsek Gondanglegi dan tak lama petugas datang ke lokasi tahlilan.
Polisi tengah mengumpulkan bukti penyebab keracunan warga Dusun Pidak, Desa Sepanjang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Selasa (19/4/2016). SURYA/DAVID YOHANES
Korban berjumlah satu perempuan dan 18 pria segera dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit terdekat.
“Dari barang-barang itu nanti akan diperiksa, jenis racun apa yang meracuni warga. Terus dari mana asalnya, apakah dari kopi, gula atau airnya,” ujar Kasubag Humas Polres Malang, AKP Dyan Vicky.
Informasi terakhir, lima warga sudah bisa dibawa pulang karena kondisinya sudah membaik.
Supardi (42), satu dari sekian pelayat mengaku sudah tiga kali mengalami keracunan di rumah almarhumah Ngasiah.
Korban keracunan dirawat di Puskesmas Gondanglegi, Kabupaten Malang, Selasa (18/4/2016). SURYA/DAVID YOHANES
Sebelum keracunan, Supardi sempat membersihkan keranda untuk mengangkat jenazah Ngasiah, setelah itu ia menyeruput kopi dari dalam teko yang dituangkan ke gelas.
"Saat saya pegang ternyata kopinya sudah dingin. Biasanya saya minum kopi yang masih panas. Karena haus tetap saya minum,” cerita Supardi yang tergolek lemas.
Sesaat kopi menghilangkan dahaganya, Supardi merasa pusing, perutnya mual.
"Tidak lama langsung muntah-muntah. Tiga kali saya merasa keracunan di tempat yang sama. Enggak tahu dari apa,” ucap Supardi.