Pada akhirnya, Gusti Nurul memilih untuk mencintai dan dicintai oleh seorang lelaki biasa yang tidak memiliki jabatan tinggi di Indonesia.
Dia menikah dengan Surjo Sularso, sepupu lelakinya yang hanya seorang tentara dengan jabatan kolonel.
Belajar dari kisah ini, ternyata memang ada cinta yang tidak memandang jabatan dan rupa.
Buktinya seorang putri keraton yang cantik dan cerdas seperti Gusti Nurul saja lebih memilih menikahi lelaki biasa dan menolak cinta lelaki lain yang lebih hebat dan punya kedudukan.
Lalu apa yang membuat kita takut memperjuangkan orang yang dicintai?(TribunSolo.com/ Galuh Palupi Swastyastu)