News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

WNI Disandera Abu Sayyaf

Selamat dari Tawanan Abu Sayyaf, Yohanis: Bersyukur Tuhan Masih Selamatkan Saya

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Setia (7) mencium ayahnya Yohanis Serang salah satu ABK TB Henry yang selamat usai tiba di rumah mereka di kawasan Karang Anyar Tarakan, Kalimantan Utara, Sabtu (23/4/2016). Kapal Tunda (Tag Boat) Henry dengan Kapal Tongkang Chrusty berbendera Indonesia dibajak kelompok bersenjata pada Jumat 15 Aprlil 2016 lalu di perairan perbatasan Malaysia-Filipina. TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN

TRIBUNNEWS.COM, TARAKAN - Tangis haru menyelimuti kediaman Yohanis Serang, korban selamat dari sergapan kelompok bersenjata Abu Sayyaf di perairan Filipina-Malaysia.

Kedatangan Yohanis, Sabtu (23/4) pukul 15.30 Wita disambut Sartika, anaknya paling kecil dan tante dari istrinya.

Sedangkan Agustina, sang itri masih berada di pasar belanja untuk persiapan masak menyambut kedatangan suami tercinta.

TIBA di rumahnya, Jalan Aki Balak RT 61, Karang Anyar, Tarakan Barat, pria berusia 33 tahun ini langsung memeluk dan mengendong Sartika. Air mata langsung berlinang di pipi Yohanis.

Mengenakan kaos putih dan celana jeans biru, awak kapal TB Henry ini memeluk erat tubuh anaknya dan berulang kali mencium pipi si bungsu.

Tak lama kemudian Agustina, istrinya datang dari pasar. Sampai di rumah, Agustina yang lewat dari pintu belakang langsung memeluk suaminya yang duduk di ruangan tengah sambil mengendong Sartika. Mereka bertiga langsung menangis berpelukan erat sekitar satu menit.

Tak henti‑hentinya air mata terus berlinang di pipi pasangan suami istri ini.

"Saya bersyukur sekali Tuhan masih menyelamatkan saya. Ini jalan Tuhan dan besok Minggu (24/4) saya akan ke gereja bersama keluarga besar mengucapkan syukur kepada Tuhan," ucapnya sambil menghapus air matanya yang terus mengalir.

Agustina yang duduk berdampingan dengan suaminya juga terlihat berlinangan air mata sambil mengendong Sartika Saudara dan keluarga Yohanis yang lain ikut mendengarkan cerita Yohanis dan teman-temannya dibajak kawanan bersenjata. Tak hanya itu beberapa tetangga pun ikutan mendengar dari luar lewat kaca jendela rumah.

Yohanis mengemukakan, dengan adanya peristiwa ini pihak perusahaan, yakni PT Global Trans Energy International memberikan waktu istirahat selama dua bulan hingga tiga bulan. "Perusahaan bilang terserah saja kapan masuk kembali, tapi diberikan waktu dua sampai tiga bulan istirahat di rumah," ujarnya.

Yohanis mengaku, sejak peristiwa yang mengerikan menimpa dirinya, ia sangat trauma. Oleh karena itu, ia akan meminta perusahaan agar tidak lagi disuruh berlayar atau berangkat ke Filipina. Dia lebih memilih berlayar di wilayah Indonesia.

"Saya nanti minta kepada perusahaan berlayar di wilayah Indonesia saja, tidak usah lagi ke Filipina. Terus terang saya trauma kalau mengingat peristiwa tersebut. Kalau pun nanti tetap disuruh berlayar ke Filipina saya memilih cabut dokumen dan pindah mencari perusahaan lain untuk berlayar di dalam negeri saja, daripada harus keluar negeri," ungkapnya.

Yohanis bisa sampai ke rumah, dijemput Matius kakak iparnya. Yohanis telepon Matius untuk menjemputnya di pelabuhan perikanan menggunakan sepeda motor. "Yohanis telepon pukul 14.30 Wita minta dijemput dari pelabuhan perikanan. Ketika saya tiba, Yohanis sudah berdiri di pelabuhan," kata Matius. (junisah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini